Ini tulisan plus plus. Benar-benar sesuaikan judul, review tiga novel yang terbaca di wiken ini. Plus usaha ngerontokin Writer Block ala ala, tetiba menyerang ketika dua tulisan 'berbayar' antri minta diselesaikan.
Diselesaikan? Memang sudah dalam proses menulis?
Tepatnya, bahan-bahan tulisan sudah tersedia. Yang belum, merangkainya menjadi tulisan utuh yang layak tayang pun cetak.
Dua buku pertama yang selesai baca dalam, masing-masing, 1 x 24 jam sejak semua tulisan di covernya tereja mata, hati kemudian kepala saya.
Dilan #2, sudah terbaca. Saat ini saya sedang selesaikan The Coffee Shop. |
Dilan #1 sudah di pembaca kelompok Buku Ini Aku Pinjam lain. |
Bagaimana ceritanya saya beroleh dua novel bagus ini dan sedang femes di jemaah pecinta buku?
Begini.
Sejak sediakan waktu pun akun-akun sosmed saya di volunteer promosikan brand #WisataHalal melalui tagar #GenPiLombokSumbawa , ternyata kesibukan sesungguhnya terkait kegiatan ini susul menyusul. Tak peduli hari, wiken dengan lbir panjang atau hanya sehari Minggu saja. Pun juga perasaan merasa harus menjagai stand Rumah Kreatif LINSI di pameran Festival Muharam sebulan penuh di Lapangan Nasional Selong Lombok Timur (Lotim). Kota kelahiran saya, pun sekarang menjadi pusat kehidupan harian saya.
Kesibukan hadiri berbagai rangkaian acara terkait menjadi bagian #GenPILombokSubawa tersebut membuat saya makin intens juga bertemu rekan blogger Lombok lainnya.
Jika sebelumnya relatif 'sibuk' bertukar sapa di grup-grup Whatsapp (WA) karena tergabung di kelompok penulis tertentu (salah satunya, kontributor penulis web travel HelloLombokku), kini kami sering bertemu di venue-venue acara #GenPILombokSumbawa.
Kemudian, di akhir satu acara, sebagian kami terlibat pembicaraan khusus. Tepatnya, saya nimbrung. Seorang Dee, Eka, Yanet dan Mazmo, membuka obrolan tentang mimpi Eka memiliki satu kelompok baca. Buku Ini Aku Pinjam. Kelompok baca yang niat utamanya tularkan virus minat membaca ke sebanyak mungkin orang. Caranya? Simpel. Kumpulkan koleksi buku bacaan, ngelapak di satu spot di Kota Mataram NTB dan bersama-sama membaca atau bertukar koleksi buku. Mengulasnya akan menjadi bonus spesial. Dus tentunya menjadi satu keharusan yang wajar, terutama bagi saya, yang tetiba beroleh banyak buku bacaan gratis.
Kembali ke Dilan #1 dan #2, mengingat masih cukup femes, review saya sederhana dulu saja. Bahwa Dilan #1 adalah sisi-sisi lucu dari relasi Dilan (karakter utama novel yang sekaligus dijadikan judul) dengan tokoh penulisnya (Milea atau Lia). Plus, bermuatan tinggi untuk membuat baper para jemaah pembaca pertamanya. Dua kata kunci ini saya yakini menjadi jawaban awal setiap ada yang tak tertahan mempertanyakan gambaran umum isi novel. Sisanya? baca sendiri dong! ^_^
Dilan #2, ternyata, justru berkebalikan. Sebagian besar berisi konflik-konflik yang berujung pada ending sedih. Bisa jadi karena saya membaca sekaligus Dilan #1 (selang 1 hari). Well, cukup satu kalimat ini menjadi review saya untuk Dilan #2.
Review lebih lengkap sebenarnya telah penuhi otak saya di dua tiga hari terakhir. Tapi, ijinkan menjadi bekal saya berikutnya, penghancur Writer Block seperti hari ini. OK? Ok!
Novel ke-3 yang saya selesaikan, Hujan Bulan Juni Sapardi Djoko Damono.
Endingnya setengah tertebak plus menggantung. Kisah percintaan apik. Dilema pasangan kekasih kebanyakan di Indonesia. Cukup menohok saya. Terutama di kisah-kisah kegamangan identitas. Jawa, Menado, Sasak, Indonesia? Detail-detail spesifik yang menjadi latar kehidupan masing-masing karakter utama novel (Sarwono, Pingkan dan beberapa karakter orang Jepang). Fakta-fakta yang tersisip rapi di sana sini (tubuh kurus, perokok, pekerja keras, 'formula' yang berujung pada paru-paru basah).
Wah, saking asyiknya uraikan kesan saya, jadi rentan beberkan spoiler yang tidak sisakan rasa penasaran sedikit pun untuk ikut membaca novel ini ya. Jadi? Cukup satu paragraf ini dulu saja ya.
Kembali ke kelompok baca Buku Ini Aku Pinjam (BIAP), siapa pun Anda sangat boleh bergabung.
Syaratnya?
Pertama-tama sekali, ya tentu saja Anda harus tinggal di Lombok. Banyak kawan-kawan BIAP yang tinggal di Mataram. Saya tinggal di Selong Lotim. Seminggu ini, lapak BIAP hampir selalu ada setiap hari. Di taman kota Sangkareang Mataram, persis di depan Hotel Santika.
Taman Sangkareang Mataram Lombok, spot lapak Buku Ini Aku Pinjam. |
Kedua, rela membawa koleksi buku bacaan di setiap meet up. Plus bertukar koleksi serta sanggup koleksi bukunya dipinjam kawan BIAP lainnya.
Saya yang kemaruk, numpuk 'utang' baca plus nulis. :P |
Koleksi buku saya banyak tertinggal di Semarang. Namun saya berharap positif, satu hari koleksi buku saya bisa sebanyak milik kawan-kawan BIAP lainnya. Jadi, bisa imbang saat berbagi. Tidak seperti meet up awal minggu ini. Saya 'hanya' setorkan dua buku, tapi beroleh pinjaman belasan buku bacaan. Hiks..
Tertarik bergabung? Tepatnya bergabung di kelompok baca Buku Ini Aku Pinjam (secara di tulisan ini ya nyrempet-nyrempet #GenPILombokSumbawa dan kontributor penulis web travel. Hahhay..)? Gampang. Panteng TL FB saya, gabung di grup WA BIAP (buat cek koleksi buku dan skedul ngelapak) dan mari mulai membaca. Lagi.
Post a Comment
Post a Comment