Penghujung 2016 sudah menjenguk di
teras depan rumah. Tahun Masehi menua. Tak terasa, hampir setengah tahun pula
saya bergelut di aktivitas dua bank sampah.
Pertama, Rumah Kreatif dan Bank
Sampah Linsi. Kedua, Bank Sampah NTB Mandiri (BS NTBM). Dua lembaga swadaya
yang penggerak utamanya dua sosok perempuan inspiratif. Husni Hari, ibu dari
tiga putra dan Aisyah Odist, goweser yang kecintaannya pada lingkungan sudah
tak perlu dipertanyakan lagi.
Aisyah Odist (BS NTBM) dan Husni Hari (Linsi) |
Terkesan terlalu dini jika meyakini
satu bank sampah bisa berkembang menjadi UKM (Usaha Kecil Menengah). Namun,
raihan BSNTBM saat ini sungguh membuka mata, bahwa tak ada yang tak mungkin.
Memaksimalkan setiap potensi yang bisa dikembangkan dari sistem bank sampah
yang sederhana, menjaga konsistensi serta komitmen memperluas jaringan atau
mitra telah dilakukan BSNTBM. Dus ya, bank sampah potensial berkembang menjadi
UKM.
Biar sama-sama semakin tahu, saya
kutip kriteria UKM yang cukup simpel dari link INI yaaa:
...
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9
tahun 1995 adalah sebagai berikut :
- · Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
- · Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah)
- · Milik Warga Negara Indonesia
- · Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar
- · Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
...
Sebagai tambahan, ini dia korelasi
keberadaan UKM bagi ekonomi Indonesia (masih dari LINK yang sama):
...
Di Indonesia, UKM adalah tulang
punggung ekonomi Indonesia. Jumlah UKM hingga 2011 mencapai sekitar 52 juta.
UKM di Indonesia sangat penting bagi ekonomi karena menyumbang 60% dari PDB dan
menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat terbatas
baru 25% atau 13 juta pelaku UKM yang mendapat akses ke lembaga keuangan.
Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, di
masing-masing Provinsi atau Kabupaten/Kota.
Kembali ke bank sampah, potensi apa
saja yang bisa dioptimalkan untuk bisa menjadi UKM?
...
Ijinkan saya sedikit berbagi 'resep'
rahasia bagaimana bank sampah NTB Mandiri yang digawangi Aisyah Odist saya
yakini memiliki 'nyawa' satu UKM.
Pertama,
menjadikan sampah sebagai nyawa keseluruhan program yang dijalankan selama lima
tahun terakhir bank sampah ini beroperasi.
Kedua,
menegakkan dan menjalankan sistem dengan
konsisten.
Ketiga, aktif
berjejaring dan sosialisasi terus menerus.
Mari 'membedah' dua saja program
sederhana BSNTBM, sebagian contoh sukses buah dari terapkan tiga resep di atas
di lima tahun operasionalnya.
Eco-craft;
kontinuitas produksi dengan inovasi tanpa henti atas design produk, fungsi
serta pasar yang fleksibel. Contoh produk semacam cover notebook atau gadget,
berbagai design tas atau keranjang multi fungsi, ragam hiasan dinding yang nir
gender. Lini ini melibatkan hampir keseluruhan proses inti satu bank sampah.
LINSI Craft |
LINSI Craft |
Eco Craft BSNTBM |
Aisyah Odist dan pengunjung BSNTBM |
Eco Craft BS NTBM |
LINSI Craft |
Reuse, reduce and recycle. Berbagai sampah plastik kemasan
yang tak dilirik pemulung besar dikumpulkan, dipisah sesuai jenis, dicuci
dengan baik dan diolah untuk kemudian menjadi bahan utama berbagai produk
Eco-Craft ini. Barang-barang daur ulang multi fungsi. Tiga proses yang melibatkan masyarakat di sekitar kantor BSNTBM
di Ampenan Lombok, terutama ibu-ibu rumah tangga, untuk bisa memiliki
penghasilan sendiri bahkan tabungan.
Sampah kemasan plastik siap olah |
Satu contoh sederhana, satu dus bekas
kemasan aqua botol berisi berbagai sampah plastik kemasan yang digunting bagian
atau sisi-sisi kerasnya menjanjikan penghasilan Rp 70.000 per hari bagi seorang
ibu tenaga penggunting. Kegiatan yang bahkan bisa disambi dengan menjaga kios
kelontong kecil miliknya. Aktivitas ini hanya satu dari sekian banyak proses
lain persiapan bahan produk-produk Eco-Craft.
Eco-kios;
dengan salah satu program utama, Sembako. Menukar sampah dengan kebutuhan pokok
harian seperti beras, gula, sabun cuci atau lauk utama harian seperti telur dan
lain-lain. Program ini bermitra dengan Rumah Kreatif dan Bank Sampah LINSI di
desa Sekomak Lombok Timur. Lembaga yang masih tertatih-tatih saya 'iklan'kan
secara online (FB Linsi, Twitter dan IGnya). Namun, kegigihan, ketekunan dan kesabaran
luar biasa penggerak utama LINSI, ibu Husni Hari, kini mengantar LINSI di awal
tahun ke-2 operasionalnya memiliki bangunan mandiri (program bantuan dari BLHP
Lombok Timur) serta lokasi yang sama untuk jalankan program kemitraan dengan
BSNTBM di atas.
Outing siswa kelas V SDIT Nurul Fikri Selong ke LINSI |
Satu sisi, lokasi bangunan yang
berdekatan dengan spot penjaga kearifan lokal, membuka potensi dikembangkannya
spot tersebut sebagai destinasi wisata di jargon dusun atau desa wisata. Apa
yang menjadi daya tarik utama spot ini? Sentra hutan bambu yang menjaga satu
mata air sumber di spot tersebut eksis melintasi jaman.
Spot Hutan Bambu dan Mata Air di depan Eco-Kios LINSI di Lombok Timur |
Sungguh gambaran tepat dari sekali
dayung, dua tiga pulau terlampaui.
Menjadi contoh nyata eksisensi bank
sampah lainnya, program kemitraan berkesinambungan bersama BSNTBM dan lembaga
penerima bantuan pemerintah yang bergiat untuk segera mandiri.
Jika anggota aktif yang terlibat
masih di kisaran angka belasan sampai puluhan orang, dua program jangka panjang
lainnya yang masing-masing dimiliki LINSI dan BSNTBM akan melibatkan lebih
banyak lagi masyarakat di segala lapisan.
Program apa? Desa wisata, kombinasi
destinasi menarik plus toko oleh-oleh dari produk-produk eco-craft yang
dihasilkan. Kombinasi yang menggerakkan setiap yang terlibat bersama-sama
berikan sumbangsih terbaiknya dus tentu saja dapatkan penghasilan.
Tak perlu bermuluk pun
berandai-andai. Setengah tahun terlibat, banyak sekali tulisan saya terinspirasi
dua sosok ini, berbagi keseruan terlibat di banyak kegiatan bank sampah
(sosialisasi, seminar-seminar dari dinas-dinas pemerintah terkait --BLHP,
BPSKL, Disperindag, Kemenhumkan, forum-forum komunikasi lintas komunitas).
Bersama-sama ibu Husni hari dengan LINSInya, saya yakin menjaga mimpi dan
tasbihkan diri di profil linkedin saya, 'marketing online spesialist Rumah
Kreatif dan Bank Sampah LINSI'.
Mengapa? Jika sedikit kelebihan saya
menulis belum tentu menarik minat para sesama ibu rumah tangga di sekitar saya,
kesungguhan, kepedulian dan konsistensi belajar bersama melalui sistem yang
dikembangkan di bank sampah saya yakin mampu lakukan itu. Minimal, mau dan
semoga terbiasa kumpulkan sampah-sampah plastik di lingkungan keluarga kecil
mereka dulu. Lantas, tergoda untuk sama-sama ikut mengolahnya (pilah,
bersihkan, gunting dan anyam). Mengganti pernak-pernik rutin di keluarga
seperti kotak-kotak pensil, vas bunga, hiasan dinding, bros-bros, kap-kap lampu
dengan produk-produk eco-craft.
Saya dan Eco Craft LINSI di Pendopo Bupati kabupaten Lombok Timur |
Ah, mimpi yang indah. Mimpi yang
mulai nyata dari kiprah dan eksisnya LINSI serta BSNTBM. Mimpi yang teguh
dilakukan Ibu Husni Hari dan Aisyah Odist. Mimpi seorang ibu, saya. Semoga juga
sama menjadi mimpi dari lebih banyak lagi ibu-ibu lainnya. Di Lombok, Semarang,
Indonesia, dunia? Bismillah, aamiin.
Tulisan ini diikutkan dalam giveaway UKM Sebagai Roda Penggerak Perekonomian Rakyat yang di adakan Agustina D.J
Inspiratif sekali Bunsal!
ReplyDeleteSejak dulu saya suka sekali dengan orang yang menggeluti dunia reuse reduce recycle 😍😍
Siip...keren sangat, inii...
ReplyDeleteNitip salam kenal ya mba..semoga sukses selalu..
Smoga sukses jg di GA ini utk mb Muslifa
At +Arina Mabruroh: Matur Tampi Asih mbak Arina, alhamdulillah.
ReplyDeleteSama mbak. Sekarang, 'nyawa' tulisan saya ndak habis-habis karena aktivitas dari dua bank sampah yang jadi tema utama tulisan saya ini memang ndak ada matinya.
At +Mechta Deera: Matur Tampi Asih mbaksay.
Salam kenal balik. Aamiin, kalo njenengan yo ndherek, sukses juga yaaaa.
Terimakasih atas partisipasinya, good luck :*
ReplyDeleteWow, para ibu rumah tangga juga jadi dapat penghasilan selain ikut mengurangi sampah ya. Sukses ya, mba :)
ReplyDelete