Kamu, mungkin malah seseorang yang pernah menanyakan hal yang sama. Nggak salah. Sebagian besar kita, memang menyebut ‘Cabai’ sebagai ‘lombok’, vice versa. Nah, mau intip bocoran, bahwa sebenarnya masih ada makna lain dari kata ‘lombok’ ini?
Namun sebelum menikmati makna baru ini dengan lebih serius, mulai belajar untuk menyebut ‘lombok’ dengan pengucapan berbeda ya. Umumnya, Lombok yang nama lain dari cabai, penyebutannya dengan ‘o’ pada kata ‘tembok’. Sementara, makna sesungguhnya dari kata yang sama di Pulau Lombok, pengucapan ‘o’ seperti pada kata ‘gelo’, ‘koro’ (kacang koro), ‘demo’.
Auto serasa di surga, ketika Shijima di kota Mataram Lombok sediakan ekstra potongan cabe rawit segar. Dokpri |
Simak Sejarah Dulu Skuy
Sementara, referensi pakai salah satu web, yaitu Lombok Society dulu ya. Saya masih jarang ke tempat publik seperti Perpustakaan Daerah, jadi rujukan ambil dari hasil googling dulu.
"Skuy.. Ada Resep Singang Lezat khas Sumbawa, Lombok pernah jadi venue Gathnas YMC Indonesia dan Ini Wangi Khas Kopi Lombok" Singang Sumbawa nan Lezat, Gathnas YMC Indonesia di Lombok, dan Resep rahasia wangi Kopi Lombok
Menurut web tersebut, kata ‘Lombok’ sudah tertera di dalam Kitab Negarakertagama. Di sini, maknanya adalah ‘lurus’ dan ‘jujur’. Selanjutnya, kata ini menjadi idiom khas, namun kemudian lebih sering digabung dengan tiga kata lainnya. Yakni, ‘Lombok Mirah Sasak Adi’. Frase ini memiliki makna filosofis lebih lengkap. Maknanya adalah kejujuran adalah permata kenyataan yang baik atau utama. Kata Lombok bermakna lurus atau jujur, kata Mirah adalah permata, Sasak adalah kenyataan dan Adi adalah baik atau utama.
Orang Lombok auto manis, kalau diminta nemenin ke Pantai Pink alias Pantai Tangsi ini. Dokpri |
Kecuali kata Mirah, tiga kata lainnya sering dipergunakan di percakapan sehari-hari. Namun, bukan sebagai makna di atas. Lebih sering sebagai cabai untuk kata Lombok, suku Sasak, atau nama seseorang. Penggunaan seperti makna aslinya, biasanya digunakan oleh orang-orang tua, percakapan dalam bahasa Sasak (terutama di kata ‘lombok’ yang berarti ‘lurus’), atau bahasa khusus di upacara-upcara adat.
Jadi, Sebenarnya Orang Lombok Itu ‘Pedas’ Atau Tidak?
Tergantung. Tapi, rasa-rasanya, umumnya seperti orang Indonesia. Selalu ikhtiar mengedepankan kebaikan. Baik karena makna filosofis di atas, atau dari standar norma umum dari budaya dan agama yang dianut orang Lombok. Pendek kata, sebaik yang kita inginkan bersama. Tak peduli kita dari suku, agama, ras dan bangsa apa.
Kembali ke hal ‘pedas’, belum ada penelitian khusus apakah ada relasi dengan arti kata ‘lombok’ sebagai ‘cabai’. Mungkin lebih ke kesepakatan umum atau kebiasaan.
Barusan ambil foto, dari 'koleksi' cabe merah kering ibu saya. Dokpri |
Cabe tandan atau Cabe Jawa, wajib ada di bumbu 'Beleq' (besar) masakan Lombok. Cred. Republika Online |
Di Lombok, berdasarkan pengalaman saya pribadi, kami mengenal banyak jenis cabai. Ragam jenis cabai ini pun sering digunakan di menu-menu masakan keseharian. Ibu saya misalnya. Dalam sebulan, ia bisa menggunakan sampai 7 jenis cabai berbeda. Mulai dari cabai rawit biasa (sering disebut rawit setan di Semarang, saking pedasnya), cabai hijau rawit, cabe hijau besar, cabai merah besar, cabai rawit kering, cabai merah besar kering dan cabai tandan (cabe Jawa).
Kalau misalnya menambahkan lagi cabai paprika, angka jenis cabainya pun bertambah. Nah, kalau kamu, biasanya menggunakan berapa jenis cabai di masakan sehari-hari?
Bakwan sayur di Lombok, kadang dicampur potongan cabe rawit pedas. Waspadalah! Dokpri |
Salah satu menu yang menunjukkan dengan jelas, kamu sedang berada di Lombok, adalah opor. Di luar kota-kota besar di Lombok yang sudah bercampur dengan suku pendatang, bumbu opor khas Lombok sering ditambahkan rasa pedas cabai kering. Kalau buat saya, ndak masalah. Tapi, sempat membuat putra bungsu saya menangis kepedasan. Terutama karena sebelumnya menghabiskan masa balita di Semarang, dimana opor a la Semarang default hanya memakai bumbu kuning dan tanpa cabai samasekali.
Jangan Tanya menu-menu yang jelas menggunakan cabai sebagai bahannya. Untuk kamu yang ndak suka pedas, sebaiknya mengurangi mengambil kuah atau cicipin sedikit dulu. Derai airmata, keringat dan efek mendadak sakit perut, ditanggung sendiri yak ^^
I love lombok, tapi aku ndak suka makan Lombok
ReplyDeleteBunda Alif & Alya bisa coba masakan Lombok yg pedasnya 'mild'. Biar cinta Lomboknya makin 'pakel' ^°
Deletekalau ketemu Bunsal dulu malah orangnya santun, kalem gitu ah, nggak "pedas" kok hahaha, tapi kalau makanan lombok memang pada suka pedas banget ya
ReplyDeleteNah. Jadi, inshaAllah, kebanyakan orang Lombok ya ndak pedas. Aniway, tampiasih utk silaturahmi yg kita punya sampai sekarang. Salam buat bapaknya Arkan ^^
DeleteMakin penasaran aku bunsal sama Lombok, dan makanan khasnya.
ReplyDeletePaadhal pas di Bali tinggal nyeberang aja via Padang Bae, soalnya ke rumah nenek kan nglewatin aku.
Iya banget Nyi. Makanya dulu pas mudik ke Bali, aku komporin buat ke Lombok. Ibarat kata, sak pencolotan tok ^^
DeleteMencicipi dulu sedikit adalah yg kulakukan saat ke Lombok kemarin. Alhamdulillah sebagai orang yg gak berani pedas, masih bisa menikmati kuliner di sana. Nagih malahan untuk beberapa menunya..hehe..
ReplyDeleteAlhamdulillah, ada yang cocok dengen selera mbak Tanti. Yang aman, ya sate Rembige. Walo ada juga yang tetep kepedesan ^^
DeleteLombok ternyata artinya lurus atau jujur ya Mbak..tapi memang makanannya pedas banget aku menangiiis..
ReplyDeleteWaaaa, mbak Dedew ndak tahan pedas ya? Pasti pas sedang nyobain Pelecing Kangkung. Tapi, kangkung Lombok memang enak banget. Krenyes-krenyes dan hijau kayak bayam.
DeleteSependek pengalaman liburan di Lombok orang2 Lombok ramah2 kok aku juga punya sahabats sejak.kuliah orang Lombok dan dia juga baik. Tapi kalo soal kuliner emang hampir semua makanan yg aku coba dis sama mantab pedasnya
ReplyDeleteAlhamdulillah mbak dosen. Iya nih, kuliner asli Lombok memang suka turah-turah ngasi cabe-nya ^^
DeleteLhooo... ternyata khas masakannya pedas yaa.. Baru tau nih opor yang dikasih cabai kering, pengin nyobain niiih.. unik pasti rasanya.
ReplyDeleteIya mbak Niek.
DeleteCabai keringnya direndam dulu di air panas atau dididihkan sebentar. Biar gampang diulek sampai halus. Bumbu lainnya ya sama persis dengan bumbu opor umumnya.
Mbak... aku dulunya selalu mengira namanya lombok karena suka makan pedes. wkwkwkwk
ReplyDeletebtw yang bener itu 'Lombok' 'o'-nya seperti pada kata 'demo'? soalnya galau 'gelo' dan 'koro' itu aku bacanya sama kek 'lombok' yang artinya 'cabai'. jadi tulisan Bahasa Jawa-nya 'gela' dan 'kara' (kara=jenis kacang)
Itu dia mbak Arina :-))
DeleteTrus, aku juga auto praktek ulang kata 'gelo' dan 'koro'. Yang aku maksud, pengucapan umum, bukan dengan aksen Bahasa Jawa. Kira-kira, tetep sama dengan 'demo' ndak ya?
Oia, paka nama penyanyi saja. Momo Geisha. Kayaknya pas dah :-))
Aku galfok sama foto-fotonya yang keren banget mbak. Btw, aku membaca penjelasan Bunsal tentang pengucapan Pulau Lombok yang benar sampai kupraktekkan berulangkali, hehe. Ternyata maknanya bagus sekali ya. Bukan mengacu pada cabai. Meski ternyata di sana juga banyak makanan khas yang cenderung pedas hehe.
ReplyDeleteAlhamdulillah, tampiasih mbak Marita.
DeleteIya, ada makna filosofis lain, tapi aslinya memang terbiasa kuliner serba pedas juga.
Aku udah merasakan pedasnya masakan Lombok. Dan penasaran cabe Jawa karena belum pernah nanam. Kalo sehari-hari tergantung sih, tumisan ya pakai 3 macam cabe biar berasa
ReplyDeleteAku baru tahu kalau sebagian orang Indonesia (Timur) menyebut cabai = lombok itu setelah gede. SMP apa SMA gitu. Dan, jujur merasa heran kenapa bisa sampe dinamakan demikian. Dari tulisan ini aku juga akhirnya tahu kalau kata Lombok ini udah ada sejak lama sekali.
ReplyDeleteSemoga nanti bisa ke Lombok. Biar icip langsung cabai pedasnya dan berinteraksi langsung dengan masyarakatnya hehe.
Setelah baca artikel ini, saya baru tau kalau lombok itu juga punya arti sebagai cabe. Dan sebagai orang yang lahir dan bertumbuh di ibukota, belum pernah ngerasain makanan Lombok. Pas baca paragraf opor yang nggak cuma dibuat dengan bumbu kuning tapi ditambah bumbu pedas, jadi auto ngiler ��
ReplyDeletesaya sedikit sharing soal kata lombok, kebetulan berasal dari sulawesi. Saya pernah tinggal dibeberapa kota di Sulawesi, lahir di Kota Manado dan masa kecil hingga SMP di Kota Palu. Kalau di Palu, pengucapan cabai adalah lombok, namun di Manado, cabai sering disebut Rica. Makanya dikenal ada makanan ayam rica-rica artinya ayam pedas.
ReplyDeleteini kayak di palembang nih huruf o punya banyak pelafalan. lombok itu sama ya kayak di padang makanannya pedes2 dan kaya bumbu.
ReplyDeleteKalau di Jawa lombok artinya cabe. Lombok rawit artinya cabe rawit, kalo lombok gede artinya cabe merah, lombok ijo artinya cabe besar yang hijau. Kalau arti lombok lurus dan jujur itu baru tahu sekarang hehe..Jadi pengin someday berkunjung ke pulau Lombok nan indah..
ReplyDeleteAku ngacung ketika ada pertanyaan yang siapa ga suka pedas hehe...
ReplyDeleteaku ini benernya orang padang yang terkenal suka pedas, entah mengapa di aku cuma title doank padang haha tapi ga bisa makan pedes samsek
Om ku ada yang menikah dengan orang Lombok dan sampai kini tinggal di Mataram. Aku jadi senang sekali karena sudah pernah ke Lombok dan menikmati keindahan alamnya. Sekarang Lombok seperti apa yaa...??
ReplyDeleteMerindu..
Sebagai yang numpang lahir di Mataram Lombok, baca ini saya jadi auto kangen rumah yang masih ada di tepi Pantai Tanjung Karang sana. Eh, sekarang namanya sudah ganti jadi Pantai Sansit, dekat Loang Baloq, tempat saya sewaktu kecil suka sesekali di bawa main oleh Papa untuk beli Kangkung langsung di ladangnya.
ReplyDeleteMakanan di Lombok memang cenderung pedas. Sepakat dengan Bakwan Sayur yang ada saja ranjau di dalamnya.
Nah, uniknya, sejak pindah dari Lombok ke Bogor, untuk kuliah apalagi, jika prestasi di kampus bagus, biasanya kami dapat julukan "cabai lombok" kalau prestasi kami bagus.
Yaaa walau saya bukan asli Lombok tapi Mbojo, sama sama dari NTB. Kenapa ya saya nggak dijuluki "asam Bima" ya? Apa karena saya lahir di Mataram jadi auto masuk daftar anak Lombok. Hihi.
Baca artikel ini saya auto kangen pulang. Walau bukan anak Sasak, tapi saya lahir dan numpang besar sebentar di sana. Sampai kalau di kampus prestasi saya bikin "ngiri mungkin ya" dapat julukan "cabai lombok".
ReplyDeleteBaca tulisan ini saya jadi pengen jalan2 ke Lombok nih..sekalian nyobain opor khas Lombok yang ternyata pedas. btw saya salfok sama foto cabe Jawa nya..lucu warna-warni
ReplyDeleteArtikel ini membuat saya ingin berkelana ke lombok dan segala kerenyahan kulinernya. Walaupun saya sejatinya ngga suka yang lombok-lombok *halah
ReplyDeleteFajarwalker.com
aq sudah 2 kali ke lombok tapi gak pernah kepikiran mba makna lombok itu seperti cabai, hihihi terlalu terpesona sama alamnya yang luar biasa bagus dan bikin nagih untuk datang lagi dan lagi
ReplyDeleteDari dulu masih penasaran sama pink beach dan pengen banget ke sana. Masih belum ada rezeki ke sana. Apalagi baru tahu kalau di sana ada kuliner khasnya. Jadi makin pengen ke sana.
ReplyDelete