Sedikit refleksi, muhasabahku selama Ramadhan 1427 H tahun ini..
tak pandai aku bercermin, ternyata
masih saja turuti nafsu
sempatkan aku Ya Rabb
masih dapatkan cermin
di Ramadhan-Mu berikutnya
Sebagai mukmin yang terus diuji kadar imannya, tentu tak ada kata stagnan dan mapan. Setiap langkah selalu bergolak..
Kemapanan hanya berujung pada jumud, ketiadaan alternatif dan kebuntuan kreatifitas. Walaupun terlalu dini putuskan mapan sebagai jumud, namun, batasnya sebegitu tipisnya sehingga kita cenderung tidak ingin melakukan hal-hal yang lain lagi. Tak perlu habiskan waktu membaca Karl Marx, Lenin dan tulisan se'bangsa'nya untuk bisa menjadi kreatif.
Cobalah saja menbaca biasa terjemahan Al-Qur'an [khususnya untuk kita yang belum sepenuhnya mengerti Bahasa Arab, termasuk saya]. Akan banyak quantum-quantum pikiran, ide-ide tersendat yang memaksa berloncatan keluar dan keterpasrahan-keterpaarahan atas khilaf dan dosa masa lalu.
Apalah lagi jika membacanya diiringi niat bertaubat.
Yakin, setiap jejak menaiki tingkat iman, ujian seperti apapun terasa bgitu nikmat dan menantang.
berbilang tahun yang lalu, ya Rabb
Kau sempatkan aku dititik itu
dan apalah aku, ya Rabbil 'Alamiinnn
manusia bodoh yang tak pandai menakar diri
tak pintar jaga hati dan langkah
terpuruk lagi aku dianak tangga iman, yang
aku yakin cukup bawah
namun, husnudzhon yang Kau sempat titip dihati
yakinkan aku untuk tak bosan menggapai-Mu
Tentu ajakan diatas bukan sebagai pemanis mulut dan gaungkan betapa agamisnya aku...Na'udzubillah hi minha...
Hanya ingin berbagi, ada satu cara alternatif mendekat pada Yang Maha Baik, pada Yang Maha Benar.
Hasil dan prakteknya tentu akan sangat personal.
Ramadhan kali ini, sebentar lagi kembali menutup gerbangnya.
Ijinkan aku sedikit bermuhasabah diri dengan berbagi apa yang aku tahu dan pernah alami. Hanya dan demi kebaikan aku sendiri, dan jika ada sebagian dari pembaca blog ini kemudian tergerak mengikuti, semata itu semua rahmat dan berkah Allah SWT.
tak pantas aku jadi bidadari-Mu ya Rabbi Agung
jikapun pembantu masih boleh
ijinkan aku menjadi pembantu-Mu
Pembaca budiman, disedikit Ramadhan yang tersisa, maafkan setiap khilaf kata dan laku, sengaja pun tidak. Mohon doa, agar rezeki waktu dan usia masih hampiri aku, untuk kembali bisa bercermin pada Ramadhan yang suci.
Jazakallah, khairan khatsiro..Salam
huahuahua... aku kan yg bunyiin pintunya Bund. :p
ReplyDeleteHu Dew : g heran koq..
ReplyDeletepan preman Tangerang :D