Singgat Selalu Terkutuk! - Aseanis Writing

Tapi, sangat-sangat-sangat dibutuhkan.
Just imagine. Jika Allah SWT tak ciptakan singgat, brapa banyak bangkai yang tetap berwujud bangkai selamanya? Na'udzubillah.
Begitu pula bangkai tak terdeteksi di kamar kosku.
Thanks to singgat yang akhirnya pastikan, memang si bangkai telah damai disitu. Damai dengan matinya..Damai dengan ketiadaannya.
Tinggallah aku yang mati-matian kontrol perasaan, untuk tetap realistis dan tidak jejingkrakan setiap satu singgat terjatuh dan menjogrok pasrah dikasur, atau bahkan di badanku. Hiks..

N u know what?
This singgat is also could biting you!

Nggak sakit si...ms Rinto bilang, "Cuma ma' celekit gitu"

Uuuu, tapi, horny persi seram, jijik dan nggilani itu yang tak tergambarkan.

Alhamdulillah, 2 malam, 2 siang dan satu stengah sore bersama para singgat terhormat masih normalkan dan stabilkan rasaku. Eh, sudah gak stabil siy. Refleks sigap saat ada rasa aneh di kaki dan se kilat lihat, pastikan itu bukan singgat yang menempel. Bahkan refleks kejatuhan, kesenggol, ato kesentuh apa pun di kulitku. Hiks :(
Belum ada jejeritan memang. Malu bow. Sudah 32 tahun, eks pendaki gunung, anggota se umur hidup klub Pecinta Alam, masya sama singgat jejeritan :D
Tapi, menyetuhnya/ BIG NO-No- n NO!
Aku masih bangga dengan phobia-ulatku. Sudah sangat beruntung aku tidak menjerit2, jadi, please, jangan dipaksa memegang ya!
Sendok, kipas kayu jadi tangan terbaikku buang singgat2 terkutuk tsb dari kasur, alas tidur Salwaa, pun dibawah badanku. Iiiiiiii...seram benar...
"Di ambil pake plastik itu lo!," Printah ms Rinto.
"No way! Phobia getttooooo. Sentuhan adalah haram! :D " [Haram aka serem n jijik :D]

Hiks, dan in the name of that singgat itu-lah akhirnya Salwaa dijemput Mbahnya, kembali ke Pring Kurung-Ungaran sana.

Ugh!