Terasa banget, bahwa memang disetiap ujian, terselip hikmah maha besar untuk yang mau bersabar dan mengerti. 2 minggu terakhir badanku kembali terasa sangat drop. Padahal sudah tidur 8 jam sehari, tapi, 8 jam dikantor malah habis dengan acara uap-menguap. Sekali dua coba minum kopi, persis di jam-jam mengantuk.
Sekitar 10-an pagi. Kopi hitam panas secangkir yang habis dalam 6 teguk. 10 menit kemringet, eh, tetap juga menguap sampai jam 5 sore.
Kondisi final terasa di Rabu pagi. Secara sudah minum 1 tablet neozep forte di tidur semalam, harapanku seharian Rabu ini bisa fit. Apalagi 2 rekanku sedang berhalangan. CS1 sedang ke Jakarta dan CS2 masih harus temani istrinya yang melahirkan. Kalau semua CS nggak masuk, kasihan member. Kalau ada yang mau ditanyakan, harus antri ke no HP bos. Eh, la, 1 2 jam setelah 8 pagi, koq pusingnya menggila. Selain nggliyengan, kepalaku di bagian dahi sangat-amat pusing. Monitor 17" LG Flatron tampak sangat menyiksa mata. Badanku juga semakin anyep.
Sutra-lah, pas bos mulai ajeg dikursinya 5 menitan, aku beranikan diri meminta ijin ke puskesmas. Biang kerok pusing ini harus ditemukan!
Harus!
Sampai dipuskesmas, ajegile, dapet no antri 94! Oke, tidak masalah. Harus sabar. Rogoh-rogoh tas, buka dompet, buka kotak tisu, segala macam, haduh, itu kartu kunjungan kemana yak..5 menitan tanpa hasil, akhirnya kembali ke loket. Lupa lagi cara registrasi. Ternyata, selain harus ambil itu no antrian, juga langsung isi selembar kertas. Yang diisikan, keluhan penyakitnya dan siapa yang sakit. Syukurnya, meski pusing na'udzubillah, aku masih ingat nama lengkapku dan nama suami.
Jadi, meski tidak bawa kartu kunjungan, masih diterima untuk berobat di situ.
Nunggu beberapa menit, bareng ma kakek-kakek, nenek-nenek, mbak-mbak dan beberapa anak-anak yang sedang ikutin 'tren' batuk, akhirnya aku dipanggil juga. Di menit ke 45! Sejak datang dan di'restui' petugas loket. Secara setiap dipanggil, ternyata sistemnya rapelan. Langsung 4 orang sekaligus [mungkin saking banyaknya pasien yak]. E, masih lama juga, baru dapet jatah diperiksa.
Nggak mau ribet, aku tu de poin saja.
"Saya pusing berat Bu. Tensi saya pasti drop. Kesini hanya memastikan dan minta obat pusingnya saja"
"Baik, saya ukur dulu"
"Ah ia, kebetulan saya juga sedang M. Dan sedang tidak berKB"
90/60. Gosh! Tuduhanku telak terbukti.
"Wah, ini si biasa Bu. Saya juga 'pengikut' tensi rendah. Apalagi pas M. Itu efek hormonal biasa," hibur petugas yang 'meriksa' aku. "Saya resepkan obat pusing dan beberapa vitamin ya.."
"Vitaminnya jangan Bu. Selera makan saya masih bagus koq [mau bilang nggragas koq yo ngisin-ngisini yak]"
Sayang, kalimat pencegahku telat. Sambil ngomong, si ibu juga sudah nulis resepnya. Sutralah. 5 menit disitu, langsung ngacir ke loket obat. Antri lagi 20 menit-an. Oke, 5 asupan Asam Mefenamat @500mg, 2 tablet warna putih dan merah [nggak tahu vitamin apa-an] @ untuk 3
hari asupan--tidak aku minum, kan masih nggragas. Nyampe kantor jam 11-an, setelah makan potongan besar roti coklat, tablet pertama Asam Mef aku minum. Alhamdulillah, 15 menitan, kepala terasa agak ringan.
Meski masih nggliyeng, setidaknya sudah tidak sakit lagi.
Eh ya. Ke Puskesmas, sekarang benar-benar gratis-tis-TIS! Bayarnya cuma buat parkir motor toktil. Ma roti 5 ribu perak.. :D
Maksudnya, aku beli rotinya di Puskesmas saja. Ben cepet. Padahal, Sarinah ma Indomaret jejer-jejer lo di Banyumanik. Secara sedang pusing berat, nggak kepikiran buat mampir disitu.
Dan untuk lebih memastikan, browse sana-sini, apa itu Asam Mefenamat.
Apa itu low tension. Dan tarrraaaaaaa..Ive got some answers.
Why is it always trouble for me to be wingking [ke belakang maksudnya]. Masih sangat bagus selera makanku tetap normal. Untuk beberapa kasus, kadang penderita low tension sampai pingsan, mual dan muntah-muntah. Hmm, aku sih, dulu sempat jatuh. Tapi, tidak pingsan. Hanya harus terbaring saja.
Dan untuk kedepannya, sangat bagus untuk rutin minum susu dipagi hari. Plus olahraga. Tidak harus olahraga ini/itu. Jalan kaki 30 menitan setiap pagi dan rutin, sudah cukup bagus untuk membantu kestabilan tekanan darah kita. Untuk susu, ini yang agak repot. Masa harus nggeser jatah susu Salwa? Mau susu sapi segar, adanya diantarkan pas maghrib. Kalau harus dihangatkan agar bisa minum pagi hari, keknya sudah tidak segar dan enak lagi. Kemudian, hindari bergadang tak penting. Tidak boleh terlalu capek [mencuci baju setiap 2 minggu sekali dan makan di warteg saja--biar tidak cuci piring :D]
Yang tidak bisa dihindari, perubahan hormonal rutin setiap menstruasi. Jadi, langkah pencegahanlah yang lebih diusahakan.
Dan alhamdulillah. Kamis pagi, ampas-ampas tidak penting yang di'tabung' tubuhku selama hampir seminggu akhirnya bisa dikeluarkan. Kepala sudah tidak sakit lagi, meski mata dan syaraf masih terasa nggliyeng. Doaku, semoga setelah bersih nanti, tensi kembali normal dan bisa ikutan acara donor darah Loenpia. Amin
sama kaya aku Bun, walaupun sakit tapi selera makan tetep -nggragas- :D
ReplyDeleteEhh Bun, gmn kabarnya sekarang?dah baikan to?lama tau bersua ya Bun. masih sering ikutan kopdar loenpia ga Bun?
ReplyDelete