Momen semakin sempurna saat saya
berkesempatan berbicara ringan dengan sosok utama dibalik terselenggaranya
kejuaraan level internasional ini, 22ND
Asian Sport Climbing Championship, Mataram-Lombok, 1 sampai 3 Oktober 2014,
yaitu Bapak Chairul Mahsul. Ketua Bappeda NTB yang meluangkan
waktunya mejadi Ketua Umum FPTI NTB
di periode kepengurusan terbaru.
12 Bendera Negara Peserta |
Lomba yang diselenggarakan selama 3
hari, dimulai dari Welcoming Dinner pada Selasa malam 30 September lalu,
merupakan hasil maksimal dari proses pengajuan – follow up team dari
pertengahan 2012 lalu. Proses yang diwarnai dengan
penyelenggaraan-penyelenggaraan event skala nasional, seperti Kejurnas Kelompok
Umur di tahun lalu.
Lokasi lomba yang sudah dilengkapi
sarana dinding panjat yang mendukung terlaksananya 3 kategori yang jamak
diperlombakan di setiap lomba : Lead/Difficulty ( Kesulitan ), Bouldering ( Jalur
Pendek) dan Speed ( Kecepatan ) . Dinding panjat buatan tertinggi dengan
dimensi 10 x 4 M dan dimensi hampir setengahnya untuk kategori Kesulitan/Kecepatan
serta dinding panjang setinggi 3 M untuk bouldering dengan alas matras tebal
sesuai standar IFSC ( International Federation Sport Climbing). Momen pelaksaan
Kejuaaran Olahraga Panjat Asia ke2 sejak pertama kali Indonesia ( di Jakarta) terpilih
menjadi tuan rumah di tahun 1996 dulu.
2 Dinding Panjat di Lokasi |
“Kita terpilih secara aklamasi mbak, tidak sampai ke
proses voting. Itu semua berkat dilengkapinya presentasi tim Indonesia dengan
video supportif tentang Lombok yang siap menjadi tuan rumah.Video tersebut yang
menjadi nilai lebih presentasi tim dibanding Korea Selatan ( negara favorit teratas saat bidding tuan rumah), yang juga
mengajukan diri menjadi tuan rumah.”
NTB memiliki atlit-atlit dinding
panjat hebat yang wajib dioptimalkan prestasinya. Salah satu caranya, regenerasi atlit
untuk tetap mempertahankan NTB menjadi salah satu daerah dengan potensi atlit
panjat yang berkualitas. Demikian alasan berikut yang membuat salah satu
pejabat tinggi di birokrat NTB ini fokus meluangkan waktu untuk FPTI NTB. Untuk ini,
sekolah panjat yang sudah berjalan di 2 tahun terakhir serta digratiskan (
skedul rutin tiap Sabtu/Minggu di Gelanggang Pemuda Mataram ) menjadi wadah yang diharapkan
menemukan dus membina atlit-atlit panjat muda NTB.
Atlit Wanita Mencoba Mencapai Puncak |
Semifinalis Membaca Jalur, Si Imut Kim Ja-in ditengah memakai pants biru |
Jumat 3 Oktober merupakan hari terakhir dimana hanya finalis dari setiap kategori lomba
yang akan menunjukkan keahlian panjatnya. Momen special yang sangat sayang jika
dilewatkan. Semoga juga menjadi momen sempurna untuk akhirnya bisa berbincang
ringan pula dengan Kim Ja-In, si
atlit cantik dari Korea Selatan, rangking teratas dunia dari lomba terakhir di Gijon-Spanyol.
Cuaca Mataram yang cukup panas bukan kendala bagi para atlit. Aktifitas panjat mereka sudah siap menghadapi resiko cuaca, termasuk cuaca panas seperti ini. Demikian pernyataan Fauzi Yoyok, SH , Ketua Panitia Pelaksana lomba. Ditambahkan pula bahwa kelengkapan lomba lainnya, misal juri, pemasang jalur, kameraman sudah disiapkan dari FPTI Pusat serta IFSC karena keharusan dus standar tinggi aturan perlombaan tingkat internasional ini.
Post a Comment
Post a Comment