“Ada
pesanan Ma. Yang ini minta topping daging sapi,” jelasku sambil meneruskan menguleni adonan bahan dasar
pizza.
“Daging
sapi? Semakin mahal dong. Sudah saja menggunakan keju, segala macam saos,
sayur-mayur yang serba mahal...!”
“Semua
bahan tidak langsung habis untuk satu loyang pizza Ma. Masih bisa digunakan
untuk pesanan berikutnya,” penjelasan yang tetap datar.
Mama
masih bermuka masam. Bukan tak beralasan tentu. Beberapa bahan dasar utama
pizza memang tidak seperti harga bawang putih atau tomat umumnya.
Di
hari berikutnya, saya dan kakak cowok kembali ‘rusuh’ di dapur mama. Pesanan 2
loyang pizza minta diantar sebelum jam kantor PNS di kota kecil kami, Selong
Lombok Timur, usai di dua siang. Harus bergegas.
“Pesanan
orang lagi? Satu loyang kalian hargai berapa to? Koq ada pesanan setiap hari?”
Pertanyaan dengan muka cerah dari Mama.
“Alhamdulillah
Ma,masih dari teman kerja kakak. Satu loyang dengan topping sosis dan satu
loyang lagi hanya dengan sayuran saja. Istilahnya, vegetarian pizza Ma,”
jelasku.
Saat
menghias pizza pesanan, Mama menari kursi dan duduk dekat di meja tempat saya
memproses pesanan dua loyang siang itu. Beberapa mangkok terpisah berisi
potongan sayur-mayur (wortel, kentang, paprika warna-warni, irisan bawang bombay
dan parutan keju), potongan sosis, jamur dan yang lainnya menarik perhatian
beliau.
“Tambahkan
sedikit sosis, biar pembeli kalian makin ketagihan,” cetus Mama.
“Tidak
bisa Ma, ini order khusus sayur, jadi harus tanpa daging sama sekali. Meski
hanya beberapa potong sosis,’ jelas kakak.
Selesai.
Kakak langsung segera mengantarkan pesanan dua loyang pizza.
Selama
seminggu setelahnya, hampir selalu ada pesanan pizza. Yang tersering memang
dari rekan-rekan kerja kakak cowok saya. Hal yang sebelumnya tidak terbayang,
karena kakak cowok saya ternyata begitu pintar membuat pizza karena belajar
otodidak dari video tutorial di youtube!
Baiklah,
jika kakak cowok saya bisa otodidak, seharusnya saya juga bisa dong. Benar
saja. Yang tadinya hanya menjadi asisten menyiapkan bahan-bahan topping,
membantu memanggang dan menghias pizza, mendadak saya harus melakukan semuanya
sendiri!
Pukul
11 siang, sedang rutin menunggu pc server yang mengontrol billing beberapa pc
yang sedang digunakan pelanggan warnet rumahan kami, kakak tiba-tiba meletakkan
sekeranjang belanjaan bahan-bahan membuat pizza.
“Maaf
mendadak, ada pesanan 2 loyang lagi. Satu minta topping daging sapi, yang
satunya meminta topping sosis. Tapi, kali ini kakak tidak bisa bantu. Kamu
selesaikan semuanya sendiri ya. Kalau sudah siap, sms kakak, pemesan minta
diantarkan sebelum jam 2 siang ini juga”.
Whatta?!
Bismillah,
saya bisa!
Setelah
menyiapkan bahan dasaran, saya mulai meyakinkan diri kalau saya benar-benar
bisa. Masalah mulai muncul setelah menguleni bahan dasar hampir sepuluh menit
lewat. Mengapa tidak bisa kalis ya? L
Tak
sempat bertanya, manalagi browsing dan nyontek
video youtube, terus-terusan saya malah menambahkan satu bahan. Well, adonan dasar pizza akhirnya kalis
juga!
Berkutat
selesaikan semua, pesanan dua loyang pizza benar-benar selesai di pukul 1
siang. Leganyaaaa..
Kali
ini, bahan dasaran pizza masih cukup banyak tersisa. Maklum, pemula. Belum bisa
memasukkan bahan-bahan dasar untuk benar-benar pas sesuai pesanan. Sisa adonan
akhirnya bisa untuk cemilan orang-orang rumah.
Beberapa
saat setelah berhasil memanggang dua loyang dari bahan-bahan sisa pesanan, Mama
yang selesai sholat Dzuhur melongok ke dapur.
“Pesanan
lagi? Alhamdulillah ya, pizza buatan kalian laris manis”.
“Tidak
Ma. Ini tadi sisa dari pesanan barusan. Mama mau coba? Yang ini topping sayur saja,
tapi dengan pinggiran berisi keju. Yang satu ini potongan daging dan sosis
campur-campur. Mama mau coba yang mana?”
“Yang
sayur saja. Mama sudah harus diet serba daging kan”.
“Wah,
ternyata enak juga ya. Terutama pinggiran pizzanya. Garing dan lembut, kemudian
rasa asin dari kejunya enak di mulut,” ujar Mama dan mengambil potongan ke dua.
“Keju
Kraft ya? Enaknya sesuai lah ma iklannya di tipi,” lanjut Mama masih sambil
menikmati potongan kedua pizza buatanku. Kotak kemasan Keju Kraft memang selalu ada di atas meja. Kakak dan saya sudah sama yakinnya, parutan keju Kraft memang berikan rasa terbaik untuk setiap loyang pizza kami.
Saya
hanya berikan senyum terhangat. Tak ada testimoni yang akan melebihi testimoni
Mama siang ini.
Tak
terasa, Ramadhan sudah di depan mata. Tetap dengan kesibukan rutin berjaga di
warnet, beberapa hari terakhir sebelum memasuki puasa, tidak ada orderan pizza.
Setelah kalimat-kalimat drama di awal menerima
pesanan beberapa loyang pizza, beberapa hari awal Ramadhan mama tak bosan
bertanya, "Belum ada pesanan pizza lagi? Siapa tahu ada yang mau berbuka
dengan pizza buatan kalian". Senangnyaaaa..
Meski tak bernama, sementara saya sematkan brand B-Pizza. Grand Launching-nya melalui tulisan ini..^_^
Meski tak bernama, sementara saya sematkan brand B-Pizza. Grand Launching-nya melalui tulisan ini..^_^
Semoga menang bojoq ingessss..^_^
ReplyDeleteWah..klu deket aku pesen nih apalagi pake keju kraft
ReplyDeleteJadi ingin makan pizza.. hi..hi
ReplyDeleteSalam kenal dari banjarmasin.. pasti yummeh bgt itu pizza pake kraft dan bahan2 pilihan ya
ReplyDelete@ayah Rinto..Aamiin. Terimakasih utk semua support selama ini yaaa.
ReplyDelete@Mbak Ety..Jeng2 aja ke Lombok. Ntar bonusnya B-Pizza ^_^
@Ruli Retno..Terimakasih utk kunjungannya. Banget-lah, Kraft gitu lo ^_^
Wah mbak dr lombok, klo kesana mampir bikinin pizza dunh hihihi
ReplyDeleteMau icip-icip...juga donk... :)
ReplyDeleteMau pizza-nyaaa
ReplyDeleteWah, tamunya rame.
ReplyDelete*kemudian-nyuguhin-Bpizza-dan-tehpanas ^_^
Terimakasih telah berkunjung semuanya..^_^
Delivery sampai Jateng berapa nih Mbak? Hihihi.
ReplyDeleteIbu saya suka banget nih sama makanan yang satu ini,
Delivery sampe Jateng setara ongkos mudik Lombok-Semarang pp..:P
ReplyDeleteJatengnya dimana mbak Ika? ^_^
Terimakasih telah berkunjung..
Demak Mbaakk :)
Delete1 jam lah dari Semarang.