Pelecing Kangkung, Takjil Sebulan Penuh Ramadhan di Lombok - Aseanis Writing

Alhamdulillah hi rabbil 'alamiin.

Masih beroleh rezeki umur dan kesehatan, sambut Ramadhan di tahun ini, bulan penuh keberkahan di kalender Hijriah muslim sedunia.

Searah jarum jam: Pelecing Kangkung, Ayam Bakar, Tempe Goreng dan Beberok Terong. Cred IG @ates_pap

Itu pula yang dipilih Mbak Wati Artanto dan Mbak Ika Hardiyan Aksari sebagai tema tulisan di arisan blog bersama blogger-blogger kece Semarang Gandjel Rel. Menu takjil favorit selama bulan Ramadhan atau bulan berpuasa, tiga puluh atau du puluh sembilan hari penuh.



Masih pula harus menunggu sepekan ke depan untuk sahur pertama plus berbuka pertama, menu takjil sepiring pelecing kangkung sudah sanggup membuat air liur menggenang. Padahal, sebagai orang Lombok asli, menu ini telah saya nikmati di setiap bulan Ramadhan selama hampir setengah abad!!

Lantas, mengapa sih begitu setia rasa dengan pelecing kangkung yang yaaaa, begitu-begitu saja meski jaman sudah sekian kali berganti? Tsah..

Well, bagi saya sih, selain memang tekstur kangkung Lombok yang samasekali tidak berubah, --yaitu empuk dan krenyes-krenyes meski direbus sampai agak lunak sekali pun-- rasa nyandu dengan sensasi perasaan puas dan lega masih bisa nikmati seporsinya mungkin tempati porsi terbesar. Alasan utama untuk selalu membuatnya sebagai menu wajib saat berbuka puasa.

Apa saja sih bahan utama seporsi pelecing kangkung?

Mau Tubing Sungai di Lombok? Ada dong: Tubing Sungai Mencerit Lombok Timur, Worskhop Digitalpreneur Bareng Genpi dan Bank Sampah Bisa Menjadi UKM. Yakin nggak mau baca?

Untuk keluarga kecil saya, empat perut dengan lidah yang sudah terkontaminasi (ehm!!) taste serba manis masakan Semarang, dua atau tiga ikat kangkung segar di harga sekitar tiga sampai empat ribu rupiah sudah cukup. Agar si bungsu juga bisa ikut masukkan sesuap dua rebusan kangkung, cabe rawit merahnya maksimal sekitar empat buah saja. Dua atau tiga buah tomat segar berukuran sedang, sedikit terasi dan garam. Sekali waktu, gorengan kacang tanah serta segenggam tauge plus sejumput parutan kelapa berbumbu menjadi topping pelengkap. Biasanya, saya berikan ketika saya mulai bosan sendiri mengolah seporsi pelecing kangkung yang versi minimalis maksimal. Hihihihi..

Seporsi pelecing kangkung yang biasanya tersaji di warung-warung atau resto khas Lombok. Cred IG @subu_yoga

Kalau bosannya sudah nggak tertahan, tapi masih saja pengen masukkan pelecing kangkung di menu berbuka, mulai bergerilya mencari bakul dengan rasa pelecing terenak.

Kota Selong, kampung kelahiran saya, ibukota kabupaten Lombok Timur termasuk identik dengan pelecing kangkung. Pasar besar dan kecil, warung-warung, lapak-lapak sederhana pinggir jalan, hampir selalu ada menjual senampan besar bahan-bahan utama pelecing kangkung. Meski seringkali tak selalu diberi topping kacang tanah goreng. Umumnya juga bersanding dengan bahan urap, dengan sayuran utama kacang panjang dan irisan rebusan daun singkong atau daun turi (yang kedua agak jarang). Pilihan tupat bisa yang berbungkus plastik biasa atau ketupat daun kelapa serta daun pisang.

Tunggu. Yakin pelecing kangkung menjadi menu takjil? Kan pedas. Bukannya seharusnya menu takjil yang serba manis dan tidak mengagetkan bagi lambung yang sudah menahan lapar serta haus lebih dari 10 jam?

Bagi saya nggak masalah..Hehehehe

Terbiasa mengganjal perut dengan makanan berat sebelum beraktifitas harian, sekian puluh kali ramadhan, jonjot usus saya alhamdulillah baik-baik saja langsung berbuka dengan seporsi pelecing kangkung. Kemudian langsung pula diganjal nasi plus pilihan lain lauk pauk. Yang serba manis atau cemilan biasanya justru saya nikmati selepas tarawih, itu pun kalau memang terasa masih lapar. Seringnya malah terlewat dan ngemil sebelum sahur.

Nha, kalau teman-teman sekalian, takjil favoritnya apa dong? Cerita juga yaaaa..