Indonesia terkenal sebagai negara kaya budaya, wisata alam,
kuliner, adat istiadat serta keragaman berbagai Bahasa. Tak sesederhana singkatan
SARA (suku, agama dan ras). Latar serba berbeda ini memberikan juga keragaman
produk, terutama yang berkaitan dengan pariwisata, yaitu oleh-oleh khas daerah.
Motif Lonto Engal, Samawa, Sumbawa NTB. Cred Samawa Rea. |
Salah satu yang sudah mendunia, batik. Produk kerajinan khas
Indonesia, dimana masing-masing daerah memiliki pola, corak, proses pembuatan
dan nilai-nilai filosofis tersendiri.
Di Lombok sendiri, saat ini terkenal batik Sasambo. Singkatan
dari kata Sasak, Samawa dan Mbojo. Tiga suku asli terbesar di provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB). Tiga suku besar ini mendiami pulau Lombok dan pulau
Sumbawa, dua pulau terbesar di NTB.
Pola batiknya berasal dari nilai-nilai budaya serta kearifan
lokal suku Sasak, Samawa dan Mbojo itu sendiri. Warna-warna juga natural
dengan proses pewarnaan yang juga alami. Biru, coklat, merah, peach dan pastel
lembut mendominasi warna batik Sasambo. Pola tertentu; Nyale – cacing laut di
legenda Putri Nyale Lombok, Berugaq – rumah khusus Lombok, Lonto Engal –
tumbuhan merambat khusus yang sering dijadikan motif tenun masyarakat Samawa.
Penjagaan proses serba alami ini secara tidak langsung memang
membuat harga selembar batik Sasambo lebih mahal dari produk kain tenun umumnya
di Lombok. Selembar kain bahan batik Sasambo, dengan ukuran sekitar dua
setengah meter, dibanderol di harga mulai 1500K idr.
Beberapa dress berbahan utama batik Sasambo juga otomatis
menjadi lebih mahal lagi. Sempat kunjungi beberapa butik khusus yang memajang
dress berbahan batik Sasambo, price tag terbaca di angka 2 sampai dua setengah
jutaan rupiah.
Harga juga akan semakin mahal jika bahan dasar batik dari
benang sutera. Ada juga yang karena kombinasi beberapa bahan lain seperti
benang emas, perak atau proses tenun bertumpuk.
Ngobrol seru dengan Mbak Jhe di Media Center Generasi Pesona
Indonesia di pelaksanaan Bulan Pesona Lombok Sumbawa 2017, dosen Ilmu
Komunikasi Universitas Mataram yang kebetulan asli dari Jogja berkenan berbagi
sedikit bocoran info tentang batik Jogja. Tentang beberapa motif batik yang
hanya bisa dikenakan keluarga Kesultanan Jogja atau Kasunanan Surakarta. Juga
tentang beberapa brand tertentu yang kemudian dijual juga di butik-butik khusus
atau pun outlet di mall-mall eksklusif.
Salah satu brand batik yang sudah dikenal lama dan masih
eksis sebagai salah satu brand mahal Indonesia, Batik Keris. Capaian asbab
terjaganya misi sejak awal, menggali berbagai seni desain, pakaian, seni kriya,
seni tari, seni suara dengan niatan melestarikan budaya bangsa. Misi yang tetap
terbuka pun menerima modifikasi dan evolusi untuk menjawab tuntutan generasi sesuai
jamannya masing-masing. Kesan elegan, eksklusif, dua hal utama yang membuat Batik Keris bisa menjadi oleh-oleh khas Indonesia untuk diberikan pada siapa pun, di negara mana pun.
Brand yang selalu muncul dan disebutkan di setiap obrolan
tentang batik, di lokasi mana pun, di kota apa pun. Pernah tinggal lama di tiga
kota berbeda, Selong – kota kecil di ujung timur Lombok, kota kelahiran saya,
Mataram – ibukota propinsi NTB, dan Semarang – ibukota propinsi Jawa Tengah,
Batik Keris selalu saya dengar di setiap obrolan tentang batik. Bahwa ketika
kita mengenakan Batik Keris, bahkan situasi salah kostum sekali pun tak kan
menjadi masalah.
Hal-hal yang juga menjadikan Batik Keris miliki pelanggan
loyal lintas generasi. Nama yang dikisahkan lintas jaman. Nama yang masih akan
selalu muncul ketika siapa pun membicarakan batik. Batik khas Indonesia. Batik
sebagai koleksi pribadi, pun kenangan khusus.
Batik selalu terasa pas di padu-padan juga untuk berbagai acara. Dokpri |
Jika saya mengisahkan tentang Batik Keris dan batik Sasambo,
kisah batik daerahmu apa?
Aku punya blus dan kain dari batik Keris. Warnanya cantik, modelnya klasik dan awet tahan lama
ReplyDelete