Ibu, ibu, ibu,
bapakmu. Jika keriuhan semesta menyimpul pada ujung sederhana, bagi saya, ibu
adalah simpul pertama yang terpegang. Ketika semesta terasa menghimpit, kembali
ibu –bagi saya, pegingat bahwa tak ada yang tak bisa terlegakan. Diamlah saja
sebentar, biarkan berlalu.
Kasih anak
sepenggalah, kasih ibu sepanjang masa.
Tunas tetap bersabar atas segala ikhtiar dan bisa tetap mengucap Ana uhibbukum fillah. |
Serumit apa pun
otak saya memikirkan berbagai hal, segera ia menyederhana ketika pikir hadirkan
ibu. Serabut kenangan mengakar kuat. Tentang ini, tentang itu. Betapa indah
ketika dunia hanya penuh-penuh terisi bayangannya. Ah, betapa beratnya
selesaikan paragraf ini, karena sesak mulai mengurai. Harap masih tak pernah
berubah. Bahwa benar pasti kita semua berpulang, tapi bolehkah meminta,
tangguhkan selama mungkin. Terasa tak ingin ada akhir bagi ibu.
Ibumu, ibumu,
ibumu, teruskan apa pun itu dan jalin ia bersama bapakmu.
Mengapa ibu?
Jika niat awal berdasar perayaan hari Ibu di 22 Desember nanti, mungkin tak
banyak yang bisa saya janjikan bagi ibu saya. Abai perayaan khusus, pun
hadiah-hadiah. Semoga tak harus sama dan mbak Noorma serta
mbak Chela bisa
habiskan waktu terbaik mereka bersama ibunda. Dua blogger perempuan yang bareng
tergabung di komunitas blogger Gandjel Rel Semarang.
Ibu, masih
sering tentang makanan-makanan terlezat yang pernah dicecap lidah, enggan
terganti. Tentang sedikit merica, ketumbar, jahe pun kunyit, seruput garam di
akhir, bahan-bahan sederhana namun masih saja tercecap beda. Beberok bawang
muda, es segar potongan lidah buaya, cake bolu marmer topping apel, mudah saya
sebutkan. Sedikit dari banyak kuliner yang simpulkan semua kelindan emosi
sejatinya hanya tentang cinta dan sayangnya ibu.
Barisan bude dan kakak-kakak sepupu. Wish you all stays healthy ^^ |
Saya masih harus
banyak memuhasabah diri (Kids Jaman Now akrabi kata ini sebagai ‘ngaca lo!’ :D
) , rentang puluhan tahun, apa iya saya sudah bahagiakan ibu selayaknya? Pantaskah
saya dipanggil dan mengaku-akui kata yang sama ‘ibu’? Terkecuali saya telah
dianugerahi dua anak-anak baik, saya merasa masih harus terus berjuang. Emban
sejuta satu label tambahan dari ‘ibu’. Seringkali benar sesederhana ketika
beroleh buku berstempel garuda emas di cover berwarna coklat atau hijau gelap
(pilih saja salah satu, saya sedang agak lupa :D ), menjadi ibu atau nyonya
dari si tuan anu.
Seringkali pula
terasa begitu harus serba bisa. Chef dengan cita rasa makanan dan masakan
variatif. Laundry, sesekali ekstra care -- licin terseterika, wangi dan segar,
tersering berhasi tertata rapi di lemari sudah sangat melegakan. Sopir, penjaga
keamanan, perawat sekaligus dokter, kalau saya teruskan, rasa-rasanya semua
profesi hanya milik ibu seorang ^^
Lantas, mengapa
tak sama-sama menyegera gegas. Kabarkan cinta dan sayang pada ibu-ibu kita, pada
para perempuan calon ibu terbaik anak-anaknya nanti. Jika kamu merasa pernah
membaca (entah di dinding social media mana) bumi adalah rupa dari ibu pertiwi,
ibu pertiwi di sini bukan ibu guru taman kanak-kanakmu, bukan pula istri dari
seorang lelaki berseragam penghuni asrama ini juga itu. Ibu pertiwi tentang,
kamu hanya harus sedikit hidup lebih lama. Kemudian, cobalah memikirkannya
sendiri, temukan kata-kata terbaik yang kamu rasakan. Sudah? Belum. Tuliskan ia
segera, bersama saya kabarkan, ibumu, ibu kita, ibu dunia.
Aku sampe skrg .. Ibu yg sering ngasih kabar dan telpon aku. Malu jadinya.
ReplyDeleteMakasih mbak. Tp maaf linknya kok mercusuar ya
Semoga nanti mbak Noorma yg lbh rajin telpon ibu yaa ^^
DeleteBaik, mohon maaf banget. Sekarang link sudah dibenerin ^^
Sbnrnya aku sayang ibu.tapi gengsi mengatakannya. Karena bagaimanapun jasa ibu selama ini sangat luar biasa bunsal.
ReplyDeleteTerimakasih sudah meramaikan arisan ke 17
Setuju mbak Chela. Aku juga kadang suak menyimpan, tapi pas nggak tahan ya ngaku juga kalo sayang minta ampun sama ibu ^^
DeleteSami2..
Salam sore dari Lombok
Hihi.. memang Ibu adalah makhluk dengan ribuan "profesi" hehe. Semoga kita bisa terus belajar menjadi Ibu yang semakin baik setiap hari, Bunsal. Salim.
ReplyDeleteIbu adalah sebentuk cinta yg mewujud nyata.. Alhamdulillah..
ReplyDeleteNggak bisa dicatat sebanyak apapun kebaikan ibu ya mba. Ibu nggak butuh puja puji. Hanya perhatian anak2nya pada masa tua
ReplyDeleteSaya dari sejak bayi sampai segede ini masih banyak tergantung pada ibu, bahkan untuk menjaga anak sendiripun masih juga ibu yang maju. Ya Allah, ampuni dosaku dan naikkan derajat kedua orangtuaku terutama IBU, aamiin..
ReplyDelete