Di awal Juli 2020, hampir semua keluarga di Indonesia telah menjalani proses belajar dari rumah, lebih dari 3 bulan. Suka dan duka dari proses ini banyak menjadi bahan update di media sosial keluarga Indonesia. Tak hanya para siswa sendiri, juga para orang tua, serta guru-guru atau tenaga pengajar itu sendiri.
Tenaga pengajar tidak lagi semata menyampaikan materi pembelajaran. Mereka dituntut menjadi guru kreatif. Khususnya kreatif mencarikan siswa bahan-bahan pembelajaran terbaru. Dimana siswa bisa terhindar dari rasa bosan meski harus belajar dari rumah. Rasa bosan yang menjadi tantangan terbesar pembelajaran di dunia maya.
Meski mungkin terhitung terlambat, ada beberapa tips yang bisa digunakan para tenaga pengajar untuk membantu proses pembelajaran daring tidak membosankan. Menurut Nurliya Ni’matul Rohmah, M.Kom.I., salah seorang dosen di salah satu perguruan tinggi di Mataram beberapa tips berikut bisa digunakan.
Pertama, pembelajaran dengan Smart Game Technique untuk siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.
Kedua, pembelajaran interaktif melalui media sosial seperti persentasi secara Live di Youtube.
Ketiga, diskusi online melalui media seperti podcast atau fasilitas online meeting untuk Mahasiswa.
Cara-cara ini dapat memberikan kesempatan kepada para tenaga pengajar dan siswa untuk berinteraksi langsung. Sayangnya tips di atas tidak sepenuhnya bisa dilakukan. Dua masalah utama yang kemudian muncul adalah:
1. Kesulitan sinyal karena lokasi tempat tinggal baik dari lokasi sekolah atau tempat tinggal tenaga pengajar dan para siswa itu sendiri.
2. Keterbatasan gadget atau peralatan elektronik lainnya yang dibutuhkan untuk pembelajaran daring ini sendiri.
Di samping dua masalah utama di atas, banyak pula orang tua dan siswa yang mengeluhkan tidak maksimalnya pembelajaran tanpa interaksi langsung atau tatap muka di dalam kelas seperti biasanya. Mereka berpendapat proses pembelajaran ideal seharusnya berlangsung secara tatap muka.
Masalah-masalah di pembelajaran langsung seringkali tidak bisa terpecahkan atau didiskusikan meskipun telah melakukan interaksi langsung seperti Live di media sosial. Namun kondisi pandemi yang belum sepenuhnya berakhir memaksa sistem pendidikan Indonesia tetap memberikan pilihan pelaksanaan pembelajaran daring. Meski tetap diiringi munculnya keluhan-keluhan dari para orang tua dan siswa bahkan tenaga pengajar.
Post a Comment
Post a Comment