Lombok kini semakin ramai dengan berbagai event offline. Tentu saja diikuti dengan penerapan standar protokol kesehatan ketat. Salah satunya, acara puncak Festival Rinjani (FR) IV, Minggu 22 Nopember 2020. Taman Budaya di kota Mataram, venue event, ramai sepanjang hari kemarin. Kegiatan bertemakan ‘Betabek, Mengeja Kembali Rinjani’, meninjau kembali kegiatan para masyarakat Lombok. Baik yang berada di lingkar terdekat Rinjani, maupun masyarakat di luar lingkar tersebut.
FR IV di tahun ini, terselenggara di berbagai kota di Lombok. Nah, festival tiga hari di Taman Budaya, menjadi rangkaian acara puncak dari keseluruhan acara selama tahun 2020. Di mana dan apa saja bentuk kegiatannya?
Para tamu VIP di acara puncak Festival Rinjani IV. Dokpri |
Kadis Dikbud Provinsi NTB sampaikan hadiah ke para juara Yora Competition. Dokpri |
Sangkep Adat Bayan dan Taman Narmada
‘Sangkep Adat’, adalah wadah berkumpul. Saling membagikan pendapat, masukan-masukan, baik dari masyarakat adat sendiri, juga semua peserta yang hadir selama kegiatan ini berlangsung. Di Bayan, Lombok Utara, Sangkep Adat terlaksana pada tanggal 26 September lalu. Beberapa outline permasalahan yang mengemuka, diantaranya:
Pertama, pengelolaan kawasan Rinjani, yang kini tidak semata bergantung pada masyarakat adat saja. Saat ini, sudah banyak pihak yang terlibat. Untuk itu, diperlukan sinergi untuk menghindari kerusakan lingkungan bagi kawasan Rinjani sendiri.
Deretan piala para juara Yora Hero Competition. Dokpri |
Kedua, menghimbau dan mengingatkan semua pihak, agar tidak melulu menjadikan Rinjani sebatas objek wisata saja. Namun perlu aksi nyata, agar kegiatan kepariwisataan tidak memberikan efek merusak. Seperti, upaya maksimal terkait pengelolaan sampah atau penebangan pohon yang menyebabkan berkurangnya debit mata air alam.
Duo Dedare kenakan Lambung, busana adat khas Lombok. Dokpri |
Ketiga, nilai-nilai yang tergali selama berlangsungnya Sangkep Adat ini, nantinya menjadi sumber acuan bagi pelaksanaan Sangkep-Sangkep selanjutnya.
Usai di Bayan, dilanjutkan dengan Sangkep Multipihak. Taman Narmada menjadi venue, pada tanggal 6 Oktober lalu. Peserta yang hadir, masyarakat adat, serta perwakilan dari unsur pentahelix kepariwisataan. Pemerintah, akademisi, serta media online pun offline.
Mini Terompah, salah satu UMKM di acara puncak FR IV. Dokpri |
Sangkep Multipihak pun bisa diikuti secara online, melalui kanal youtube Santiri Foundation. Hasil dari Sangkep ini, mengajak banyak pihak untuk semakin memuliakan alam. Tak lagi menjadikannya hanya sebagai objek, namun diutamakan sebagai subjek.
Selain dua Sangkep di atas, rangkaian FR IV juga melaksanakan berbagai Sangkep Virtual. Ada Sangkep Netizen, juga Sangkep online yang terlaksana regular. Isu yang diangkat, relevan dan berkaitan erat dengan pelestarian Rinjani.
Kompetisi Yora Hero dan Acara Puncak Festival Rinjani IV
Di tiga hari pelaksaan acara puncak dari keseluruhan rangkaian acara FR IV, juga melibatkan para UMKM. Salah satu yang membuka lapak di Taman Budaya, usaha kerajinan kayu Mini Terompah. Ada pula komunitas Firka, yang membantu siapa pun yang hadir, mencoba dan bermain Egrang langsung.
Asmak, Dee dan Saya. Wajib masker di setiap event. Dokpri |
Buka masker sebentar, biar nggak pangling sama kita. *ehbrembe? ^^ |
Sekitar tengah hari, empat tamu penting hadir di venue. Tampak hadir, Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME Dan Masyarakat Adat, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud RI, Syamsul Hadi, SH., MM.. Hadir pula, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan pemprov NTB, Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd. Ada pula Ahmad Fairuz, Kabid Kebudayaan. Tentu juga Direktur Santiri Foundation, Tjatur Kukuh Surjanto. Selanjutnya, berurutan mereka berempat menyampaikan piala dan hadiah, bagi para juara dari empat kompetisi selama FR IV berlangsung. Lomba essay, lomba video, lomba foto dan lomba sketsa.
Saya beruntung sempat ngobrol dengan Baiq Dwiyan Nugrahani. Siswa SMAN 1 Pringgarata ini, jauh-jauh diboncengi ayahnya dari desa Pringgarata di Lombok Tengah. Ia meraih juara 2 di Lomba Essay dan merasa bangga, karena berhasil lebih baik dari temannya di SMAN 7 Mataram. Pengalaman yang berkesan, mengingat ia harus mempresentasikan juga essay-nya.
Baiq Dwiyan, Juara 2 di Lomba Essay Yora Hero Competition. Dokpri |
Kebanggaan yang masih harus disimpan dulu, oleh sepasang saudara kembar dari SMAN 2 Bayan, di Lombok Utara. Silvi Pradani dan Silva Pradina, meramaikan Lomba Essay juga, namun masih belum beruntung di tahun ini.
Lapak-lapak lain yang meramaikan hari puncak FR IV, menyediakan berbagai souvenir khas, makanan dan minuman favorit gen Z, dan pasti juga Dedare-Dedare yang cantik mengenakan Lambung. Busana adat khas Lombok. Sebagian dari bentuk pelibatan berbagai pihak, ditujuan awal FR IV, peningkatan kepedulian pelestarian lingkungan Rinjani. Khususnya yang melibatkan masyarakat adat, tentu juga semua masyarakat Lombok secara umum. Masyarakat lingkar terdekat Rinjani, juga di lingkar luar.
#festivalrinjani #festivalrinjaniiv
Keren mbak. Semoga acara kayak gini makin banyak, hanya sekarang harus ketat prokes ya
ReplyDeleteMakin banyak acara kece dan festival keren di Lombok ya mbak. Semoga makin mengangkat nama Lombok dan yang paling penting protokol kesehatan tetep harus ketat ya
ReplyDeleteWah sepertinya seru ya Festival Rinjani ini. Oya, apa arti dari tema keg ini, mba? Membaca nama lokasi di Taman Narmada, jadi ingat kemarin gagal ke sana pas ke Lombok. Hiks..
ReplyDeleteKerennnn!!! Jadi pengen ke sana juga nihhh... Selama prokes diberlakukan insyaallah aman ya mbaa.
ReplyDeleteAku baru tahu kalo Festival Rinjani ini baru menginjak tahun ke-4. Kirain udah lama diadakan, mbak. Semoga event nya bisa diadakan rutin tiap tahun dan makin banyak pula UMKM yang ikut meramaikan
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah mulai banyak event offline lagi, ya. Keren-keren pula ini kegiatannya.
ReplyDeleteSemoga pariwisata di Indonesia apalagi Bali, Lombok dan destinasi internasional lainnya segera pulih. Aamiin.
Barokallah menyenangkan sekali ini acaranya. Lombok banyak festival ya bun. Jadi pengen dolan ke Lombok belum pernah soalnya
ReplyDelete