Sabtu dua pekan lalu, di jam yang sama dengan menuliskan ini, saya sedang berikhtiar selesaikan daftar deadline. Online dan offline. Sehat. Tetapi, jadi agak abai dengan satu peringatan dari tubuh. Saya malas dan enggan makan. Otak dan badan yang sama sibuknya, memutuskan, makan hanya dengan makanan yang paling saya sukai. Pengabaian yang berlanjut sampai sehari setelahnya. Sibuk, sudah dua hari telat makan siang dan masih juga mencari ‘comfort food’, bukan mengikuti jadwal rutin makan.
Malam Senin, terpaksa begadang dan mulai sakit kepala. Dari kebiasaan badan, saat sibuk kemudian muncul sakit kepala, biasanya akan membaik ketika sakit kepala berubah jadi batuk pilek misalnya. Dan itulah yang terjadi.
Sabtu pagi, 17 Juli di Sekongkang Sumbawa Barat. Pulang dari sini, tepar dua minggu. Hiks. |
Senin pagi, saya merasa mendapatkan tidur yang buruk, Terpaksa bangun dan mulai nggregesi. Jelang sore, bahkan mulai menggigil demam. Bandelnya saya, tetap mengejar deadline pekerjaan, sembari menggempur badan dengan obat ini itu.
Malam Selasa, masih harus begadang juga. Di saat itu, saya mulai mengalah dengan kondisi badan dan mengaku ‘sakit’. Hari Selasa, batuk pilek, sakit kepala samar yang tak terasa karena pain killer dan demam lagi. Penderitaan umum badan yang sakit dimulai. Seperti menyentuh air yang terasa seolah tersengat listrik. Kedinginan luar biasa, tapi pipis dan nafas terasa panas.
Lalu, ibu saya yang juga sedang batuk pilek, pergi memeriksakan diri ke puskesmas. Masih bersemangat selesaikan pekerjaan ini itu, saya mintalah obat puskesmas ibu. Diagnosa ala orang non medis, sama-sama sedang batuk pilek, dosis dan jenis obat ya paling sama.
Ngepasi pak bojo ndak kerja, jadi bisa nganterin bekerja ider Mataram di Selasa 31 Agustus kemarin lusa. Alhamdulillah, rasa bodi sudah jauh lebih baik. Plus, sudah 2X vaksin. |
Berhasil. Semalam saya bisa tidur nyenyak (malam Rabu). Ingus dari pilek, tidak bening lagi. Namun, paginya, penciuman saya berubah menjadi aroma rumah sakit yang khas. Bau obat dari semua jenis benda yang memiliki aroma. Buat saya, penderitaan inilah yang terbesar dari momen sakit.
Tak mau kalah, lalu saya memutuskan menghentikan semua obat, termasuk obat rutin Asma – Salbutamol 2mg. Yang saya lakukan, makan, minum dan tidur. Meski semua makanan dan minuman tak berasa serta berbau, kunyah dan telan saja. Saya mengalah pada kapanpun mengantuk datang. Pekerjaan, total saya lepas. Gadget off total di jam 8 malam. Keseharian saya hanya makan, minum, tidur dan berulang.
Sang Penolong bernama Sugesti
sugesti/su·ges·ti/ /sugésti/ n 1 pendapat yang dikemukakan (untuk dipertimbangkan); anjuran; saran; 2 pengaruh dan sebagainya yang dapat menggerakkan hati orang dan sebagainya; dorongan. - PUEBI.
Nah, iya, saya merasa sering tertolong sugesti. Sugesti baik, bahwa asupan rutin makanan, minuman dan tidur yang cukup, syarat utama badan kita bisa kembali ke kondisi terbaiknya. Sugesti bahwa efek obat hanya sementara, dan bukan pembunuh utama penyakit. Sugesti bahwa tubuh kita sendiri, telah punya mekanisme alami melawan virus atau bakteri yang menjadikan kita sakit.
Juli dan Agustus di tahun ini, terhitung dua kali saya sakit yang serius. Skala serius di sini, saya praktis hanya mampu melakukan aktivitas pribadi ke kamar mandi saja. Selain itu, sangat tergantung kepada orang lain. Tidak mampu ke dapur, walau hanya memasak air. Jadwal makan yang harus diingatkan dan disiapkan. 24 jam yang tidak terkontrol, karena hanya melek saat makan, minum dan ke kamar mandi.
Momen sehat, di Minggu 14 Agustus dan Selasa 24 Agustus (walau masih bau obat dimana mana). |
Yang jelas, di dua tahun terakhir, tubuh saya auto drop kalau sudah bandel begadang. Tidak usah sampai dini hari. Ketika sudah melihat angka 12 saja, sebagian alarm tubuh sudah berdering nyaring. Sayangnya, beberapa kali, bandelnya memang kumat. Jadilah sakit terus, apalagi kalau sampai ngepasi datang bulan.
Dong Ayok Olahraga Lagi
Kejelasan berikutnya, olahraga saya minim. Bahkan mungkin di tahun ini, bisa dibilang tanpa olahraga. Sekali waktu jalan kaki atau bersepeda, tapi, entah di hitungan sekali sebulan. Sugesti manfaat baik berolahraga, porsinya mengecil. Well, mungkin bisa dimulai di minggu depan. Benar-benar di minggu depan. Bismillah.
Sandwich yang juga fail. Tapi, masih termaafkan karena aslinya ndak berasa dan ndak berbau. Cukup dengan 'Kutandai kau dan ndak pesan ulang'. Hihihi |
Sebagai penutup, sugesti lain yang menolong saya kembali sehat, makanan serba segar. Buah-buahan yang banyak mengandung air, sayuran yang direbus serta daging-dagingan merah yang dibakar. Sssttt, demi sugesti ini, saya sampai terpaksa membuat review dua bintang di akun local guide saya. Gimana dong. Dimana-mana, orang membeli sate dengan ekspektasi dibakar kan? Nah, ini, sate yang saya beli ternyata pakai cara diolesi minyak. Penyajiannya pun jadi penuh minyak dan meruntuhkan ekspektasi saya, yang ingin menaikkan sugesti imun dengan daging merah yang dibakar.
Bagaimana pun, semoga di luar sana, ada juga yang seperti saya. Membiasakan menanamkan sugesti baik. Pastinya ya untuk kebaikan diri sendiri dulu. Semoga juga ada sedikit manfaat untuk orang lain, serta lebih luas lagi, ke masyarakat umu. Aamiin ya Allah.
Hmm...iya sih sugesti positif memang bisa membantu. Namun, ada baiknya alarm-alarm dari badan itu juga jangan diabaikan mbak. Gimana-gimana, kesehatan itu penting lho.
ReplyDeleteOrganize better ya mbak. Sehat selalu.
Siap mas Prim.
DeleteThanks a bunch for the good reminder.
Semangat sehat selalu juga ^^
Capek bener Mbak Bunsal ini bekerja. Untung Mbak Bunsal masih mau makan sayur sama buah. Kalau saya dalam situasi kayak Mbak Bunsal, saya sudah tepar karena yang bisa ngusahain sayur dan buah di rumah cuman saya sendiri..
ReplyDeleteKadang pengen deh jadi orang yang selalu bisa menanamkan pikiran atau ngasih sugesti baik buat diri sendiri. Soalnya saya orangnya realistis, jadi kalo emang dirasa nggak oke kenapa harus dipikir itu oke? Wkwk..
ReplyDeleteMungkin sebaiknya berimbang ya, tanamkan sugesti baik tapi jangan overthinking kalau pemikiran kita itu yang terbaik juga..
Saya baca ini seperti reminder ke saya sendiri mbak, soalnya saya telat makan, efek terlalu sering bekerja. Benar tuh, sugesti positif harus ditanamkan, sehat sehat sehat.
ReplyDeleteaku pun sering mempraktekkan sugesti positif untuk pekerjaan, meyakini setiap deadline akan selesai tepat pada waktunya dan dengan komitmen juga untuk menyelesaikan percuma kalo sudah kasih sugesti positif tapi kita malah santai kerjainnya dan yang paling penting tetep memperhatikan kesehatan tubuh, kalau sampai seperti mba bunsal aku mungkin udah gak bisa deh tetep sugesti positif
ReplyDeleteSugesti positif memang perlu ditanamkan, Mbak, tapi kalau badan sudah tepar, mau gak mau saya harus off dari beberapa deadline kerjaan. Saya gak bisa memaksakannya huhuhu.
ReplyDeleteSemoga kita sehat-sehat selalu ya.
Aku mungkin kebalikan dari mbaknya. Kalau-kalau ada alaram dari tubuh biasanya akan selalu nurut dan langsung istirahat. Kadang yang bisa buat bangkit malah bukan sugesti positif, tapi keadaan-keadaan yang kepepet. Hehehe.
ReplyDeleteSemoga sehat selalu ya mba.
Sugesti positif memang sangat bermanfaat yaa, saya beberapa kali merasa jadi lebih baik karena melakukan ini
ReplyDeletestay safe and stay healthy ya kak :D
ReplyDelete