Awalnya menargetkan Nopember ini untuk hadir di Bima, ujung timur Pulau Sumbawa, masih dalam kelas literasi digital. Ternyata belum berjodoh. Janji terakhir untuk saya mengajukan proposal, tak bisa terbayar. Waktu terus berjalan, dan sampai ke akhir pekan dimana satu acara nasional terlaksana, Rapat Koordinasi Nasional Generasi Pesona Indonesia (GenPI).
GenPI adalah komunitas relawan pariwisata yang sudah saya ikuti sejak tahun 2016. Mandalika Lombok terpilih menjadi venue Rakornas ke-2 di tahun ini, yang diumumkan pada Pra Rakornas melalui zoom sekitar tiga pekan sebelumnya.
Mewakili Tim Admin KOTeKA, hadir virtual di momen Awardee Kompasianival 2021. SS Pribadi |
Tulisan ini, sedikit jadi rekaman tambahan, dua komunitas relawan yang saya ikuti dan sejalan dengan kesukaan saya. Blusukan dan lebih konsen ke diskusi tentang kepariwisataan.
Rakornas GenPI 2021 di Mandalika Lombok
Peserta Rakornas GenPI berasal dari sekitar 15 kepengurusan, mulai dari nasional, provinsi, serta kabupaten/kota. Yang mengesankan, dua orang peserta dari GenPI Toli-Toli, rela menempuh perjalanan laut dan darat yang cukup lama untuk bisa mengikuti rakornas ini. Total waktu mereka berada di laut, sekitar sepekan perjalanan. Toli-Toli ke pelabuhan laut di Makassar, merapat di Surabaya, kemudian sandar di pelabuhan laut Lembar di Lombok. Jalur balik mereka, Lembar di Lombok menuju pelabuhan Sape Bima, kemudian merapat kembali ke Makassar.
Liputan event mewakili GenPI Lombok Sumbawa ke Mandalika Lombok. Dokpri |
Menurut mereka, lelah yang terbayarkan. Tiga hari rakornas, famtrip peserta menyempatkan kunjungan ke area Mandalika. Usai rakor, salah seorang bahkan melakukan trip puncak Rinjani. Effort yang pantas ditiru, oleh siapapun yang hobi melakukan aktivitas kerelawanan.
KOTeKA sebagai Best Community Kompasianival 2021
Komunitas relawan saya berikutnya, yakni Komunitas Traveller Kompasiana (KOTeKA). Saya melamar menjadi tim admin, sekitar akhir tahun 2017. Di tahun itu pula, beberapa tulisan saya di platform menulis Kompasiana, menjadi salah satu pemenang lomba menulis. Juga beberapa headline. Dua tahun terakhir aktif di GenPI, konsep pariwisata, travelling dan kerelawanan masih tersambung dengan aktivitas utama KOTeKA.
Saat pandemi datang dan Indonesia lockdown di Maret 2020, sebagian besar orang mendadak menarik diri dari beragam kegiatan, terutama kegiatan offline. Juli 2020, enam orang tim admin KOTeKA bersepakat menghidupkan ulang kesibukan komunitas. Konsepnya sederhana. Travelling virtual melalui zoom. Di awal, pelaksanaannya jadi cukup menantang. Zoom bagi banyak orang mulai membosankan. Lalu, bagaimana mengatasi kebosanan ini?
Mbak Gana Stegmann menjadi Moderator KotekaTalk ke-63 bersama Duta Besar LBBP RI di Denmark, Ibu Dewi Savitri Wahab. SS Pribadi |
Mbak Gana Stegmann, yang tahun ini menjadi Sekretaris (sebelumnya menjadi salah seorang Founder di 20 April 2015 dan Ketua KOTeKA) mulai ekstra sibuk. Mbak Gana-lah yang mulai mengontak puluhan narasumber KotekaTalk, nama konten dari zoom KOTeKA. Total sudah ada sekitar 14 Duta Besar yang hadir rutin setiap bulan, traveller Indonesia dan dunia, stakeholder pariwisata, bahkan Chili House Community -- kelompok relawan pendidikan alternatif di Gili Trawangan dan Tabanan Bali.
Nah, di ajang tahunan Kompasianival 2021, 63 seri KotekaTalk selama 63 pekan dari Juli 2020, satu kali trip Lombok (ke Desa Wisata Sugian), kolaborasi dengan belasan perguruan tinggi di Indonesia, serta komunitas-komunitas di Kompasiana, KOTeKA diapresiasi sebagai Best Community Kompasianival 2021.
Puncak dari rangkaian Kompasinival selama sehari penuh, Sabtu (27/11, 2021) dan mewakili KOTeKA menerima penghargaan sebagai Best Community. SS Pribadi |
‘Lawan Corona Dengan Konten’ telah dilakukan tanpa libur. Jargon yang kemudian menyuntikkan semangat ekstra dan membantu saya menuntaskan tantangan menulis 31 hari di akun Kompasiana personal, dan alhamdulillah pula, kembali menjadi salah satu pemenang dari sekian banyak tema menulis selama sebulan penuh puasa 2021 ini.
Sekali ini, Nopember Rain terasa benar di bagian serba menyejukkan dan menyegarkan. Setidaknya bagi saya. Travelling dan eksplor Lombok seperti biasanya, juga dunia melalui seri KotekaTalk, yang Sabtu sore lalu (27/11, 2021) nge-trip ke Kopenhagen, Denmark.
Happy Monday, travellers. Selamat menyambut nataru. Enam standar prokes-nya jangan sampai kendor ya.
Walaupun dilanda pandemi covid-19 seperti ini tetap produktif selalu dalam membuat artikel ataupun konten digital media. Keren nih jadi panutan banget.. Apalagi bisa menang dalam berbagai kompetisi seperti itu..
ReplyDeleteSelamat ya mbak udah terpilih jadi pemenang. Saya pribadi kurang begitu antusias menulis di kompasiana. Bukan apa-apa, iklannya itu lho yang nggak nguati. Mending kalau iklannya static, lah ini pop up gitu e.
ReplyDeleteKan jadi bikin nggak konsen bacanya. Udah gitu, kalao di kompasiana itu artikelnya kan suka dipecah jadi beberapa halaman, nah itu yang bikin membaca jadi kurang nyaman.
Membicarakan seputar Mandalika, mengingatkan saya pada acara Balapan Dunia yang digelar di Sirkuit Mandalika Lombok beberapa waktu yang lalu. Mulai dari balapan yang ditunda karena hujan deras, sampai antusiasme masyarakat sekitar perihal diadakan acara balapan kelas dunia.
ReplyDeleteDi tengah pandemi, keinginan untuk berlibur bisa ditahan dulu, jika pun sudah tidak bisa ditahan lagi, liburan virtual menjadi salah satu solusi sederhana. Lebih irit biaya, dan hanya membutuhkan kuota internet saja. Dari rumah pun bisa keliling kemana-mana
Hanya saja, untuk liburan Nataru kali ini sepertinya tidak bisa lagi terlaksana, karena adanya larangan dari pemerintah untuk tidak berpergian, apalagi dengan adanya mutasi virus terbaru, tentu menjadi pertimbangann untuk tidak kemana-mana selama liburan Nataru kali ini.
Seru ya Kompasiana punya komunitas traveling ternyata. Awal pandemi memang bikin mati gaya traveler banget, tapi keren idenya lawan corona dengan konten.
ReplyDeleteBlog saya juga awal mulanya mau jadi blog traveling tapi kok ya nggak bisa jalan-jalan selama pandemi jadi gado-gado. Wkwk. Biarpun masih nulis pengalaman traveling juga di sana.
Semangat semoga bisa jalan-jalan nggak virtual lagi. Btw, Mandalika itu salah satu tempat favorit saya juga. 2x ke sana dan masih pengen balik lagi. Hehe..
Ini kenapa ya, nama komunitas Kompasiana itu unik-unik. Di bidang Travel ada KOTEKA, di bidang musik ada KOMIK, ada juga KETAPEL.
ReplyDeletebtw, saya juga ingin sesekali mengikuti traveling virtual zoom. Belum pernah soalnya
duh kalo lihat lombok tuh bergetar hatiku.. karena belum pernah ke sana, hiks.. selalu ngga jodoh waktunya. semoga entar setelah pandemi berakhir bisa ke sana.. atau nunggu kasus bisa lebih terkendali dan gak ada mutasi virus baru deh
ReplyDeleteWah lucu juga nama komunitasnya KOTeKA. Tapi ternyata kepanjangannya Komunitas Traveller Kompasiana. Baru tau bangets. Penasaran siapa pencetus nama komunitas itu.
ReplyDeleteAlhamdulillah ya pandemi gak bikin kita mati gaya, salah satunya masih bisa travelling meski secara virtual. Setidaknya dapat mengobati rasa kangen jalan-jalan.
ReplyDeleteTravelling ke lombok sih dari dulu pengen banget. Karena wisata disana wajib banget untuk dikunjungi, semoga bisa liburan ke lombok nanti.
pandemi jadi tak membosankan karena mengikuti kegiatan dari KOTEKA ini ya, tetap bisa berlibur dengan virtual jadi bisa sekaligus mengenal tempat-tempat baru. jadi misalnya nanti sudah jauh lebih bebas, bisa dateng ke tempat secara langsungnya. itung-itung, sudah mengenal terlebih dahulu hihi.
ReplyDelete