Langit Lombok di pekan ketiga Maret masih menyisakan banyak mendung pekat. Namun mendung gagal menahan laju arus penonton balap motor dunia, MotoGP, yang kali pertama dilaksanakan di Indonesia. Tepatnya, di Pertamina Mandalika International Street Circuit (PMISC), yang berada di kabupaten Lombok Tengah (Loteng). Satu event yang sangat menjanjikan, bahwa benar pariwisata pulih. Khususnya di Lombok, dan semoga juga menular ke seluruh destinasi di Indonesia serta dunia.
Tak terbayang ngereyen lintasan sirkuit Mandalika di awal Desember 2021. Dokpri |
Event balap motor internasional ini, berlangsung di weekend. Perkiraan bahwa akan ada penonton di angka enam puluh ribu lebih, melonjak ke angka dua kali lipat. Cuitan Simon Patterson, total jumlah penonton selama tiga hari event, menyentuh angka 102 ribu. Saya, hanya seorang di antara kerumunan di hari Jumat dan Sabtu, 18 sampai 19 Maret 2022 lalu.
Sebenarnya ingin menghindar. Namun, mendadak, di Senin 14 Maret, saya tergoda merasakan euforia langsung di perhelatan dunia ini. Masalahnya, saya harus mengadu untung dengan banyak penonton dadakan yang ingin menjadi saksi langsung, berburu tiket di hari terakhir menjelang event.
Tiket Murah MotoGP Bagi Warga NTB
Niat utama hanya merasakan euforia. Jadilah saya memburu tiket di harga paling murah. Tiket murah yang hanya bisa dibeli oleh calon penonton dengan KTP beralamatkan provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Target personal selanjutnya, merasakan bermalam di Hotel Apung GRATIS. Saya tak mau menulis berdasarkan katanya ini, katanya itu. Saya harus merasakan pengalamannya secara langsung. Namun, ya itu tadi. Syarat utamanya, saya harus punya dulu tiket menonton MotoGP Mandalika.
Beruntung. Tepat tengah hari di Rabu siang, 16 Maret, saya berhasil membeli dua tiket. Iya. Tiket saya disponsori klien yang sering membeli tulisan-tulisan saya. Jadi, satu tiket untuk saya, tiket kedua untuk beliau. Penukaran tiket menjadi gelang khusus, saya niatkan di hari Jumat pagi saja. Saya merasa santai, karena jatah saya menonton balapan, di Sabtu, atau di hari kedua lomba.
Pantai Mandalika, titik pusat KEK Mandalika. Saat MotoGP berlangsung, area ini termasuk di area Parkir Barat (PB). Dokpri |
Sepanjang Kamis, saya hanya perlu berkoordinasi dengan beberapa PIC. Contohnya, PIC dari akun sosial media Dinas Perhubungan, yang selain fasilitas hotel apung gratis, menyediakan Bus Feeder. Masih gratis. Bedanya dengan bus atau angkutan umum lokal, fasilitas bus gratis ini hanya melayani tiga titik shuttle atau penjemputan, di area kabupaten Lombok Timur (Lotim). Iyap, saya tinggal di sisi timur Lombok, akan menuju sirkuit MotoGP Mandalika di Loteng dan menginap semalam di hotel apung di pelabuhan Gili mas, kabupaten Lombok Barat (Lobar).
Ilustrasi spot GlampCamp. MotoGP Mandalika menyediakan area ini di kawasan PB. Dokpri |
Di Kamis malam, backpack saya sudah siap. Cover bag sudah tertutup rapi. Dua nomor operator berbeda, juga sudah siap dengan paket data masing-masing. Langkah awal memastikan, akses internet stabil selama dua hari saya ‘beredar’ di The Mandalika, istilah yang digunakan stakeholder penyelenggara, bagi seluruh kawasan dari pelaksanaan event balap motor dunia ini.
Tiga titik shuttle bus feeder di kabupaten Lotim, seperti berikut:
Pertama, di Pelabuhan Laut Kayangan Lotim. Akses di sisi timur Lombok ini, memudahkan para penonton yang memilih jalur darat dari empat kabupaten dan satu kotamadya di Pulau Sumbawa. Yakni, kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, Bima dan kota Bima.
Kedua, di halaman kantor dishub Lotim, tepatnya di pusat kota Selong - ibukota kabupaten ujung timur Lombok. Titik ini sangat menolong para penonton yang berangkat dari kota Selong, kota kelahiran saya, dan tidak perlu berlelah-lelah motoran atau membawa mobil sendiri.
Trekking ke Gunung Rinjani, destinasi sport tourism tereksis sebelum hadirnya sirkuit MotoGP Mandalika. Dokpri |
Ketiga, di lapangan sebelum kantor Polsek Keruak. Titik ini relatif dekat dari satu destinasi terkenal Lombok. Pantai cantik yang aslinya bernama pantai Tangsi, namun di kondisi tertentu, leburnya karang merah yang banyak di pantai ini, kerap memberikan nuansa warna pink kental. Saat tertentu inilah, yang membuatnya juga dinamai pantai Pink Lombok.
Perjalanan panjang saya melintas tiga kabupaten, selama sehari penuh, di Jumat 18 Maret atau hari pertama rangkaian balap motor MotoGP Mandalika Lombok.
Serunya Menginap Di Hotel Apung Gratis
Total sekitar dua jam lama perjalanan dari shuttle bus feeder di kota Selong, sampai akhirnya minibus berisi 16 penumpang parkir di salah satu titik parkir kompleks The Mandalika. Selanjutnya saya pindah ke feeder bus yang lebih besar. 54 penumpang diantarkan hilir mudik, dari titik-titik parkir ke satu lahan lebih luas. Sesuai tiket saya, bus yang saya tumpangi menuju area Parkir Timur (PT).
Lokasi PT juga cukup dekat dengan beberapa pantai di sisi timur The Mandalika. Ada pantai Tanjung Aan dan pantai Gerupuk. Di area ini pula, saya segera menukarkan tiket ke gelang penonton berwarna biru dan putih. Syarat wajib untuk bisa masuk dan merapat ke area sirkuit Mandalika.
Fasilitas Hotel Apung Gratis di KM Kelud yang sandar di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat. Dokpri |
Tapi, di hari pertama ini, target utama saya adalah segera check in ke fasilitas hotel apung gratis. Setelah bertanya ke banyak petugas yang berasal dari stakeholder pariwisata NTB, khususnya Loteng, saya pun berpindah ke titik bus feeder yang mengarah ke pelabuhan Gili Mas Lobar. Sampai tengah hari Jumat, saya telah melintas sekitar 75 kilometer.
Alhamdulillah, target check in berhasil di sekitar jam 2 siang. ‘Kamar gratis’ saya berada di dek 5, KM. Kelud, nama kapal laut yang disiapkan menjadi hotel apung gratis para penonton MotoGP Mandalika. Gratis di sini, dijamin 1000%. Saya hanya mengeluarkan sekitar 35 ribu rupiah. Saya membeli minuman instan, kopi dan roti untuk sarapan di Sabtu pagi.
Skuy, Makin Kenal Sirkuit Mandalika atau PMISC
Sedikit catatan khusus tentang The Mandalika, saya kutip dari salah satu referensi di media online nasional:
Pertama, total dana yang dihabiskan untuk pembangunan sirkuit adalah Rp 1.1 triliun. Penggunaan sirkuit yang sempat ramai diberitakan di musim balap tahun 2021, mundur namun sukses terlaksana di Maret 2022. Serasa menjadi gong pembuka, pariwisata pulih di banyak tempat. Usai pandemi panjang efek si Cobid-19.
Kedua, PMISC dibangun sepanjang 4,3 kilometer. Saya pribadi sering berdoa sungguh, setiap grup chat online lokal saling berbagi rekaman video pendek dari perkembangan pembangunan sirkuit, 'Tuhan, tolong jangan sampai mundur lagi pelaksanaan MotoGP-nya'. Titik tikungan sebanyak 17, dengan 11 titik tikungan mengarah ke kanan dan sisanya ke kiri. Yang unik, menonton langsung di sirkuit pada Sabtu 19 Maret, saya hanya bisa memandangi langsung 1 titik tikungan. Sisanya hanya mendengar raungan knalpot motor-motor para pembalap. Lesatnya yang cepat, mustahil melihat wajah-wajah mereka. Akhirnya, di hari puncak, saya memilih menonton streamingan di rumah. Jauh lebih puas memandangi dekat wajah Aleix Espargaro dan tingkah lucunya saat menirukan pawan hujan, mbak Rara yang sempat viral.
Area Parkir Timur (PT) The Mandalika, masih lengang di Jumat pagi 18 Maret 2022. Dokpri |
Ketiga, The Mandalika mampu menampung sampai ratusan ribu penonton. Lagi-lagi dari cuitan Simon Patterson, meski sempat mengeluhkan kosongnya tribun penonton, ia pula yang akhirnya mengakui total jumlah penonton MotoGP Mandalika lebih dari 100 ribu orang lebih.
Keempat, garasi sirkuit mampu menampung belasan ruang khusus tim pendukung seorang pembalap yang disebut paddock. Area di atas paddock, difungsikan juga sebagai Media Center. Sedihnya, lamaran saya untuk menjadi salah satu dari ratusan peliput mewakili media offline dan online, masih ditolak. Semoga tahun depan bisa diterima menjadi salah satu media peliput yak. Tolong doanya.
Kelima, The Mandalika juga lebih dikenal sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Tak ayal, beberapa nama Mandalika yang sebelumnya sudah eksis, belakangan menjadi agak rancu. Saat ini, ada tiga nama Mandalika yang disematkan pada entitas tertentu. Yang utama, tentunya patung putri Mandalika. Spot ini berada dekat dari salah satu resort berjaringan internasional di sisi selatan Lombok. Berikutnya, terminal provinsi di kota Mataram, Nah, yang ketiga, ya KEK Mandalika dan penyebutan The Mandalika, saat MotoGP Mandalika berlangsung.
Resto yang menjual menu-menu kuliner khas Lombok, ikut 'panen uang' saat perhelatan MotoGP Mandalika. Dokpri |
Lima karakteristik di atas, masih ditambah beberapa hal unik lainnya. Diantaranya, teknik pengaspalan Stone Mastic Asphalt (SMA). Material utama didatangkan langsung dari London, Inggris. Petugas pengecat motif khusus di lintasan utama sirkuit pun, didatangkan dari luar negeri. Sisi unik berikutnya, warga asli NTB, bisa menonton balapan dari beberapa titik bukit di sekitar The Mandalika. Cara menonton yang jauh lebih santai, bisa sambil membawa tikar, juga membawa rantang bekal makanan sendiri. Syukurlah, selama tiga hari lomba, langit Lombok mendung kuku. Mendung yang cukup menutupi terik matahari, dan hujan pun seolah turun di jam tertentu. Jadilah, menonton setiap sesi khusus MotoGP, praktis para penonton seolah dilindungi payung raksasa.
Sekarang, sekian pekan usai Lebaran Idul Fitri di awal Mei lalu, sungguh terasa bahwa momen MotoGP Mandalika, benar jadi salah satu alasan pariwisata pulih. Saat ini, Bandara International Zainudin Abdul Madjid (BIZAM) atau BIL, setiap hari ramai oleh berbagai rute penerbangan.
Makin Eksis di Sosial Media Berkat Sirkuit Mandalika
Pantai Areguling, surfing spot, satu dari belasan titik pantai di sepanjang sisi selatan Lombok. Searah dengan pantai Mandalika. Dokpri |
Meski akhirnya tak benar-benar duduk di salah satu barisan tribun penonton MotoGP Mandalika, pengalaman menaiki motor rider di sebagian track sirkuit, sudah sangat cukup memberikan kesan istimewa bagi saya. Di awal Desember tahun lalu, saya menjadi salah satu pemenang lomba menulis bertemakan KEK Mandalika dan beruntung memutari sirkuit secara langsung. Nggak ngegas seperti pembalapnya sih, tapi sama-sama sudah sama-sama memacu gas di atas lintasan.
Sampai di rumah pada Sabtu malam, sepanjang hari final di Minggu 20 Maret, stabilnya jaringan internet rumah TelkomGroup, menjamin tontonan streaming final MotoGP tetap seru walaupun saya manteng di layar gadget. Bentuk dukungan teknologi, bahwa pariwisata adalah tentang sinergi banyak pihak. Salah satunya, dengan bangkit bersama Indihome. Bahwa berbagai bentuk promosi atau konsep online event pariwisata, bisa lancar berkat stabilnya jaringan internet.
Maret 2023 masih lama. Namun saya sudah tak sabar, ingin segera mengulang keseruan selama solo trip, mengalami langsung pelaksanaan MotoGP Mandalika. Ada rekan blogger yang mau gabung? Jangan sungkan berkabar ya ^^
Happy travelling! ^^
Wow ... total jumlah penonton MotoGP Mandalika lebih dari 100 ribu orang lebih. Sudah luar biasa itu ya, mengingat ini momen pertama dan dilaksanakan di saat pandemi pula. Beruntungnya Bunsal bisa melihat dari dekat.
ReplyDeleteBener banget mbak Niar. Ternyata banyak penonton yang memutuskan ke Lombok di waktu mepet
DeleteWah beruntung sekali bisa menjelajahi Mandalika. Pengalaman langka yg diidamkan semua orang. Beruntung aku baca artikel ini jadi tahu banyak. Semoga suatu saat bisa nonton juga. Minimal lihat sirkuitnya lah heheee
ReplyDeleteHarus nabung dulu nih saya supaya bisa nonton MotoGP di Mandalika tahun depan. Sayang banget kalau cuma nonton balapan, ya. Pengennya bisa sekalian eksplor Mandalika. Melihat foto-fotonya, indah banget alamnya. MasyaAllah
ReplyDeletewowwww ternyata sampai 100rb lebih ya mbak, keren loh, apalagi kan kayaknya ini event pertama setelah pandemi ya, antusiasnya luar biasa
ReplyDeleteMandalika ini menjadi destinasi bagi penyuka sport tourism apa saja, bahkan beberapa waktu lalu selain gelaran motogp juga ada gelaran event ultra trail yang sangat keras :-)
ReplyDeletePantai dan lautnya cakep banget ya, Mbak. Jadi pengen ke NTB setelah baca postingan ini. Sirkuit Mandalika dan MOTOGP beberapa waktu yang lalu memberi banyak rejeki untuk warga NTB dan sekitarnya ya, Mbak.
ReplyDeleteSeru banget bisa menjelajahi Mandalika. Bersyukur banget karena adanya MotoGP dan sirkuit Mandalika, NTB jadi lebih terkenal. Pemandangan di sana memang luar biasa. Kalau di sana pasti aku suka banget sama makanan laut nya 😍
ReplyDeleteSalah satu yang beruntung bisa menjelah sirkuit Mandalika mba.
ReplyDeleteLatar sirkuit laut biru dan pemandangan alam indah lainnya juara banget.
Ternyata d even perdana ini penontonnya sangat antusias banget. Nunggu kemeriahan Moto GP 2023 juga.
Bunsaaal beruntungnya jadi warga Lombok, Alhamdulillah pisan bisa eksplor di Sirkuit Mandalika, bener2 tempat yang nge-hits dan mendunia.
ReplyDeleteAku cuma mantengin setiap live MOTIGP di tv , tapi jiwanya disana raganya di Bandung.
Ditambah baca ini hotelnya itu lohmakasih udah ngajak jalan2 online, next ketemu di Lombok ajak aku ke sini yaaa .
Tungguin di Alfamart bandara.
aku penasaran juga nih mba untuk mampir ke sirkuit yang kondaaang ini.. dan memang bagus banget yaaa tempatnya yaaa
ReplyDeleteaku jadi pengen main ke sini juga deh mbaaa...tempatnya memang okeee ya dan pastinya kondang
ReplyDeleteBaca ini ikut merasakan keseruannya. Yang kemarin itu bisa dibilang berhasil ya MotoGP-nya. Tahun depan moga makin bagus dan aku sendiri berkesempatan ke sana. Asli ngiler buat lihat keseruannya secara langsung
ReplyDeleteBeruntung banget bisa nonton MotoGP plus dapat nginep gratis Mbak. Bayangin serunya tidur di atas KM Kelud. Penyelenggaranya baik ya ngasih akses tiket murah bagi warga NTB
ReplyDelete2018 saya ke Mandalika pembangunan jalan, gak taunya mau dibikin sirkuit ya
Masyaallah indah banget siiih, aku terpesona sama pemandangan camping malam hari, kulinernya juga bikin mupeng sangat
ReplyDeleteMoto gp kemarin seru abis, wahh aku baru tau kalau mbak muslifa dari lombok
ReplyDeleteSemoga taun depan bisa nonton lagi