Saat masih balita, anak-anak cenderung lebih semangat belajar sesuatu dengan serba melakukannya sendiri. Aktivitas sederhana rutin harian, mulai dari bangun sampai tidur kembali. Misal, merapikan tempat tidur, mandi, sarapan, dan seterusnya.
Anak-anak, semoga jadi buah dari keserba-baikan orang tua mereka, Kita. Dokpri |
Yakin Ingin Anak Sebagai Buah Yang Jatuh tak Jauh dari Pohonnya?
Sayangnya, pepatah di sub judul di atas, kini lebih sering pada kisah-kisah yang tak mengenakkan. Kalau pun di situasi dan percakapan positif, rentan sebagai pemanis bibir saja. Segera kita yang hendak mengembalikan nilai positifnya tak ada dalam lingkar percakapan, kemik bibir dan 'halah-halah' mulai bermunculan, Sedih ya. Namun, begitulah yang sering terjadi. Mudah-mudahan kita di barisan para manusia dewasa yang konsisten berpikir positif, menerapkan hal-hal positif dan terjauhkan dari 'ghibah'. Aamiin.
Lalu, bagaimana cara kita membiasakan pada anak-anak, agar turut konsisten menerapkan kebiasaan serba positif? Kembali ke pembuka tulisan, ya, dengan melibatkannya dan membiasakannya melakukan langsung.
Alah Bisa Karena Biasa
Kembali mengutip satu pepatah lama yang baik. Dimana kita jadi terbiasa, ya karena memang biasa pula melakukannya. Contoh paling sederhana, membiasakan diri sendiri menuliskan apapun dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar, meski hanya bertukar pesan pendek di SMS - Short Message System.
Tak masalah saya dianggap sok penulis. Kebiasaan kecil dan sederhana tersebut, sangat membantu saya tetap mampu menyelesaikan tulisan dengan cepat, meminimalkan salah ketik dan menyampaikan premis utama dari tulisan itu sendiri. Kejadian banget di tulisan ini. Lagi-lagi kumat sakit kepala yang tiga tahun terakhir, bahkan selalu datang di setiap momen datang bulan saya. Tapi, bentuk tanggung jawab, sesakit apapun, tulisan tetap harus selesai.
Demikin juga upaya menjaga, bahwa sikap-sikap baik kedua orang tualah yang sangat pantas di'waris'kan oleh anak-anak. Lalu, peribahasa 'Buah jatuh tak jauh dari pohonnya' terjaga penggunaannya dalam konteks ke-serba-baikan.
Yang bisa saya nukilkan, seperti pembiasaan mengucapkan tiga kalimat sakti: 'Tolong', 'Maaf' dan 'Terima kasih'. Kini sudah bisa mengenang, proses ketika saya dan suami bergiliran mengingatkan untuk tak lupa menggunakan tiga kata ini. Interaksi sehari-hari kami, sudah terbiasa mengucapkan tiga kalimat ini. Alhamdulillah.
Screen-time selalu menyenangkan bagi anak-anak. Akan jadi kurang sehat jika terlalu lama. Dokpri |
Jadi, saya meyakini, bahwa dunia masih dipenuhi berjuta-juta orang baik. Orang-orang baik dengan banyak sisi positif mereka masing-masing. Orang-orang baik yang juga akan meneruskan sisi-sisi positif mereka, terdekat kepada keluarga inti, berikutnya ke lingkungan dimana mereka beraktivitas rutin harian. Semoga juga, di barisan para manusia baik, yang lantas bisa melakukan serta menjaga, 'Buah yang jatuh tak jauh dari pohonnya' terbesar pada nilai-nilai kebaikan. InshaAllah, aamiin.
Alah bisa karena biasa itu emang beneran ngaruh ya Mbak. Karena kalau tidak dibiasakan dari kecil ga akan nempel. Pembelajaran setiap harinya emang harus konsisten supaya bisa menjadi kebiasaan.
ReplyDeleteSetuju banget, hal-hal yang dilakukan anak dari kecil dengan membiasakan melakukan sesuatu yang baik bakal menjadi kebiasaan yang baik pula kedepannya, tapi memang kelakukan anak memang gak jauh jauh dari orang tuanya dari sisi baiknya.. Sering banget dibilang, "kamu mirip banget sama orang tua kamu ya..." setiap melakukan sesuatu hhii
ReplyDeletePembiasaan baik dari rumah memang sangat penting ya, agar anak terbiasa dan jadi kebiasaan baik pula yang akan terus mereka terapkan kapan dan dimana pun berada.
ReplyDeletePembiasaan hal-hal positif memang harus dilakukan sejak kecil. Peran orangtua sangat penting untuk membentuk anaknya ketika mereka sudah besar. Selain 3 kalimat sakti, di rumah kita juga bisa melakukan hal-hal sederhana.
ReplyDeleteContohnya adalah, menaruh kembali handuk yang telah digunakan, langsung mencuci piring setelah makan, dll.
Ah iya, sepakat mbak
ReplyDeleteAlah bisa karena biasa
Makanya kebiasaan-kebiasaan baik itu perlu diajarkan semenjak dini ya
Agar anak terbiasa berbuat kebaikan hingga dia beasr nanti
benar banget nih, alah bisa karena biasa ini memang udah terbukti banget. hal yang sebelumnya sulit dilakukan, namun bila kita melakukannya secara berulang maka hal sulit tersebut akan menjadi mudah
ReplyDeletewah keren, mbak anaknya dibiasakan berbicara dalam 4 bahasa. memang kalau untuk kebiasaan ini harus dimulai sejak kecil ya biar lebih mudah terbentuknya
ReplyDeleteBetul kak. Aku paling males sih kalo ada orang tua yang gabisa jaga sikap atau kelakuannya depan anak. Aku percaya banget sih, kalo anak kecil itu gampang banget terpengaruh lingkungan, apalagi 'ring 1' nya yakni keluarga.
ReplyDeleteSebisa mungkin aku akan mencoba ngasih contoh yang bagus ke anak-anakku
Hehe iya ya pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya skrng keknya mengalami penyempitan makna yg negatif gtu.
ReplyDeleteSetiap ortu pasti menginginkan yang baik2 darinya dicontoh anak, namun kalau bisa lebih baik lagi dari ortu :D
iya, ya. padahal bisa juga ini disematkan pada kebiasaaan dan sifat baik yang menurun dari orang tua ke anak
DeleteIya juga ya. Kebanyakan nilai dari ungkapan "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya" sering bersanding dengan hal-hal yang negatif doang. Sementara kalau hal yang baik seringkali malah nggak terlihat. Miris banget sih.
ReplyDeleteTapi, biar bagaimanapun. Nilai positif memang harus tetap ditanamkan sejak kecil. Hingga nggak ada tempat untuk nilai negatif untuk berkembang.
Dan sekarang ini rasanya nggak hanya kata ajaib, maaf, tolong, terima kasih yang bisa diajarkan pada anak-anak sejak dini. Kebiasaan masuk rumah mesti cuci tangan dan kaki, jadi disiapkan ada kran di luar rumah. Ternyata kebiasaan yang aku lakukan dan ajarkan pada anak-anak sejak dini ini jadi hal biasa dilakukan saat pandemi kemarin. Cuma saat pandemi tinggal ditambahkan sabun
ReplyDeleteAla bisa karena biasa itu pepatah motivasi dari mama molzania untuk kita anak2nya mau belajar. Jadi inget semasa sekolah dulu, kalo mau ranking harus belajar giat. Makin sering dibaca bukunya akan makin paham.
ReplyDeletesaya setuju sekali dg alah bisa karena biasa..memang pembiasaan hal positif sejak dini itu penting sekali, disamping tak kalah pentingnya adanya contoh nyata dari lingkungan terdekatnya..
ReplyDeletekebiasaan memang berawal dari rumah. membiasakan anak dengan hal-hal baik harus dilatih sejak dini. dimana pun mereka berada nanti, kebiasaan baik ini lah yang akan memudahkan hidup mereka kelak.
ReplyDeleteBenar juga sih pepatah yang menyatakan buah jatuh tak jauh dari pohonnya
ReplyDeleteKepribadian anak terkadang tak jauh dari kepribadian orang tuanya
Sebab sehari hari anak mendapatkan sosialisasi dari orang tuanya
Dan juga melihat kebiasaan-kebiasaan di rumah
MashaAllah~
ReplyDeleteini keren banget, kak..
Aku suka mulai merasa gak bertanggungjawab kalau sudah sakit, jadi melemahkan segalanya. Dan aku suka banget deadline. Jadi berasa mewariskan sesuatu yang tidak baik ke anak-anak. Hiiks~