Link Banner

Kelola Lapak Baca Gratis, Keseruan dan Tantangannya

Total sudah enam pekan saya membuka Lapak Baca Gratis. Lokasinya juga dekat dari rumah. Area CFD di kota Selong, kabupaten Lombok Timur. Ibarat kata, sampai pun terpaksa jalan kaki memanggul koleksi buku, lokasi lapak masih bisa saya capai. Tapi, tenang. Selama nge-lapak, saya pakai motor koq ^^
Nah, dari pengalaman ngelapak 6 X ini, ternyata membuat serta  mengelola lapak buku baca gratis adalah usaha yang memuaskan. Di samping bentuk kepedulian saya pada  dunia literasi, rutin melapak ini juga mempromosikan literasi, keterlibatan komunitas, dan kecintaan pada membaca. Juga secara perlahan membangun jejaring dengan perpustakaan, pusat komunitas, atau ruang bersama. Semoga lapak baca berkonsep gratis begini, dapat berkembang dengan pengelolaan yang tepat dan perencanaan yang bijaksana. Aamiin.
Ikhtiar abadikan satu tulisan saya di antologi 'Saya Belum Lupa Cara Berbahagia' di bank buku milik Mamix Junep di Jogja. Dokpri
Sedikit berbagi kesan, berikut beberapa catatan personal saya, mengelola lapak baca gratis dengan efektif dan memastikan bahwa lapak ini memenuhi tujuannya dengan baik.

1. Tetapkan Tujuan yang Jelas

Kita bisa memulai dengan mendefinisikan tujuan utama dari niat membuka lapak ini. Apakah kita bertujuan untuk menyediakan akses ke literatur untuk semua kelompok usia, mempromosikan genre tertentu, atau mendukung penulis lokal? Memiliki tujuan yang jelas akan membimbing keputusan kita tentang pemilihan buku, organisasi, dan upaya promosi.

2. Kurasi Koleksi yang Beragam

Koleksi yang terkurasi dengan baik sangat penting untuk menarik perhatian audiens yang luas. Sertakan berbagai genre, penulis, dan format untuk memenuhi berbagai selera dan tingkat membaca. Masukkan karya sastra klasik, karya kontemporer, dan non-fiksi. Pertimbangkan juga untuk menyertakan buku dalam berbagai bahasa dan format (seperti cetakan besar atau buku audio) untuk membuat sudut tersebut dapat diakses oleh audiens yang lebih luas.
Bocil oranye temani kurasi donasi 3 dus buku bekas. Dokpri

3. Organisasi Ruang dengan Efektif

Tata letak sudut buku harus menarik dan ramah pengguna. Atur buku sedemikian rupa agar mudah dibaca, seperti menurut genre atau penulis. Gunakan tanda untuk membimbing pengunjung dan membuat lapak menarik secara visual. Pastikan ada tempat duduk yang nyaman bagi pembaca untuk menikmati buku mereka.
Sementara ini, saya hanya punya dua 'senjata'. Tenda oranye gejreng dan banner sederhana. Sampai saat ini, tetap harus disyukuri luar biasa.

4. Implementasikan Sistem Donasi Buku

Dorong anggota komunitas untuk menyumbang dengan mengatur sistem donasi buku. Berikan pedoman yang jelas tentang jenis buku yang dibutuhkan dan kondisi apa yang diharapkan. Tinjau dan sortir donasi secara berkala untuk menjaga koleksi tetap relevan dan dalam kondisi baik.
Untuk ini, khusus saya menyampaikan rasa terima kasih mendalam pada Ibu Popy Ali, Ibu Lia dan kak Ida. Di pekan ini, mereka bertiga berbagi koleksi buku dengan genre yang jauh lebih luas, terutama bagi anak-anak dan remaja. Komik-komik Sinchan, Dr. Rin, dua contoh yang bisa saya sebutkan.
Paling bahagia ketika lapak baca dikerubungi begini. Alhamdulillah. Dokpri

5. Pemeliharaan dan Penyegaran Koleksi

Tinjau koleksi secara berkala untuk memastikan tetap terkini dan relevan. Buang buku yang usang atau rusak dan gantilah dengan judul baru. Ini akan membantu menjaga minat dan memastikan sudut tersebut terus memenuhi kebutuhan penggunanya.

6. Promosikan Sudut Buku

Promosi yang efektif dapat meningkatkan kesadaran dan penggunaan sudut buku bacaan gratis. Gunakan media sosial, buletin lokal, dan papan pengumuman komunitas untuk menyebarluaskan informasi. Bekerja sama dengan sekolah, klub, dan organisasi lokal dapat menjangkau audiens yang lebih luas. Menyelenggarakan acara seperti tukar buku atau diskusi penulis juga dapat menarik pengunjung dan menimbulkan antusiasme.
Semacam akan mulai tagging akun-akun sosmed sekolah-sekolah favorit di Lombok Timur dah ini. 

7. Dorong Keterlibatan Komunitas

Melibatkan komunitas adalah kunci keberhasilan sudut buku bacaan gratis. Ajak sukarelawan untuk membantu mengatur buku, memelihara ruang, dan membantu pengunjung. Pertimbangkan untuk membuat sistem umpan balik di mana pengguna dapat mengusulkan buku baru atau memberikan masukan tentang koleksi.
Sementara ini, di Lombok Timur, bisa disebut sekitar 4 nama yang aktif sediakan bacaan buku gratis. Jika saya baru memulai selama enam pekan terakhir, ada Sanggar Baca Bhavana yang sama-sama aktif di kota Selong. Lalu, ada Sekolah Literasi Rinjani dan Perpustakaan Lembah Hijau. Dua lembaga ini, berada di desa Jeruk Manis dan Ijobalit. Terbaru, Taman Baca Keluarga Nomaden. 'Tetangga kampung' dari Toko Buku Alegria. Semua nama ini, membolehkan membaca buku gratis di tempat.

8. Pastikan Aksesibilitas

Pastikan ruang tersebut dapat diakses oleh semua orang, termasuk individu dengan disabilitas. Ini mungkin melibatkan penyediaan, memastikan pencahayaan yang memadai, dan menawarkan perangkat bantu baca. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang inklusif di mana semua anggota komunitas dapat menikmati sumber daya.
Tantangan terbesar lapak baca di tempat publik. yaitu hujan. Salah satu alasan saya selalu membawa tenda. Saat mendadak hujan, sementara saya bisa melindungi buku dengan menaruhnya di dalam tenda, sebelum kemudian menyimpannya ulang dengan baik. Jas hujan juga jadi wajib bawa. Badan boleh basah kuyup, asal jangan koleksi buku.

9. Pantau Penggunaan dan Dampak

Memantau seberapa sering buku dipinjam dan tingkat keterlibatan dapat membantu menilai dampak sudut buku. Gunakan data ini untuk membuat keputusan yang tepat tentang perbaikan dan penyesuaian di masa depan. Kumpulkan umpan balik dari pengguna untuk lebih memahami kebutuhan dan preferensi mereka.
Di Taman Rinjani dan di pinggir ruas pejalan kaki, akses bagi target pembaca anak-anak jauh lebih berhasil dibandingkan di ruas jalan aspal yang ramai lapak kuliner. Dokpri

10. Beradaptasi dan Berkembang

Seiring dengan perubahan kebutuhan dan minat komunitas, lapak baca gratis juga harus berkembang. Tetap fleksibel dan terbuka terhadap perubahan, menyesuaikan koleksi dan strategi berdasarkan umpan balik dan pola penggunaan. Tinjau secara berkala tujuan dan praktik kita untuk memastikan sudut tersebut terus memenuhi misinya dengan efektif.
Aktif berjejaring dengan entitas yang peduli literasi. Salah satunya, toko buka yang sediakan lokasi gratis untuk berbagai macam event literasi. Dokpri
Semoga, dengan menerapkan 10 catatan di atas, kita dapat menciptakan sudut lapak baca gratis yang dinamis dan sukses, serta mendorong kecintaan pada membaca juga mendukung keterlibatan komunitas.
Menaikkan angka 1 pembaca buku di antara 1000 orang mungkin masih belum terdata signifikan. Namun, bisa memberikan akses untuk seseorang menjadi satu pembaca tersebut, adalah usaha kita bersama.
Bunsal
Hi, you can call me Bunsal, despite of my full name at my main blog domain. A mom blogger based on Lombok, Indonesia. I do blogging since 2005 and lately using my new email and the domain, start on 2014.

Related Posts

7 comments

  1. Terus ngelapak, Mbak. Kita butuh lebih banyak lagi agen perubahan. Menyalaaaa ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menyala bersama Miq Fatah.
      Tampiasih sdh berkunjung yaaaa

      Delete
  2. Wah menarik sekali nih kegiatannya, jujur saya juga tertarik dan pengen banget bikin kegiatan literasi seperti ini. Semoga kegiatan pojok buku ini berjalan dengan lancar dan barokah pastinya. Acung jempol buat kak Bunsal !

    ReplyDelete
  3. Masya Allah keren banget Mbaak 🩵 ini individu atau bareng-bareng teman gitu kah? Semoga benar-benar bisa meningkatkan minat baca terutama di daerah sana yaa. Syukaa bangeet..

    ReplyDelete
  4. bagus sekali. selamat ya mbak.

    ReplyDelete
  5. Aku salut dan benerang tepuk tangan untuk kegiatan apresiatif seperti ini. Aku pernah punya cita-cita juga punya perpustakaan gratis. Sempat koleksi banyak buku, akhirnya aku sumbangkan ke pustaka yang membutuhkan, karena cita-citaku tidak tercapai. Baca tips ini, semacam ada gairah yang kembali kepada cita-cita itu.

    ReplyDelete
  6. Mengelola lapak baca terutama di ruang publik memang butuh banyak persiapan yang matang ya.

    Semoga dengan lapak baca ini, minta baca orang Indonesia, terutama anak-anak bisa semakin meningkatnya.

    ReplyDelete

Post a Comment