Trip seru bareng yang tersayang, ke destinasi femes dengan banyak sudut cantik. Yakin mampu nolak? Nah, trip ke Kenawa di Rabu dan Kamis, 10 sampai 11 Juli kemarin, langsung saya sambut antusias. Manalagi alasan di balik trip keren ini, ada banyak hal indah.
Tebing batu di sisi selatan Kenawa, buat saya, estetik jadi latar foto. Dokpri |
Perayaan berhasil bertahan di 21 tahun pernikahan. Perayaan, tepatnya rasa syukur luar biasa, atas selesainya rangkaian pernikahan putri sulung saya. Juga sehat kembali dari putra bungsu saya. Akhirnya cek darah, jadi makin tahu, proses apa yang dilakukan buat membantunya sembuh. Demam on off hampir dua bulan, ketahuan kalau badannya sedang memerangi virus dan bakteri sekaligus.
POV sunrise pelabuhan Kayangan, langsung lihat-lihatan dengan mataharinya. Dokpri |
POV lain sunrise di pelabuhan Kayangan. Dokpri |
Tiga hal indah utama. Berangkat ke Kenawa di pagi buta Rabu, bekal rasa syukur membuat setiap detik perjalanan indahnya jadi berlipat. Alhamdulillah.
Sunset Hunter Yang Batal Sendiri
Keindahan alam pertama yang kami temui, tentu saja matahari terbit di pelabuhan laut Kayangan. Suami saya memutuskan trip motoran, dengan motornya diparkir semalam di pelabuhan Kayangan ini. Perkiraannya yang masih harus menunggu kapal berangkat di jam 6 pagi, ternyata kami berdua sudah langsung disuruh naik ke atas kapal. Akhirnya, satu tumbler kopi panas, kami nikmati di atas kapal. Sembari menunggu semburat violet gelap, semakin terang.
7 pinisi yang terlihat dari puncak bukit teratas di Kenawa. Dokpri |
Spot pantai di sisi timur, yang masih lengang di siang hari, lalu dipenuhi 7 pinisi menjelang sunset. Dokpri |
Buat jadi sedikit contekan, ini persiapan trip berkemah semalam kami, 2 hari 1 malam ke Kenawa di Sumbawa Barat;
Pertama, pastikan motor dalam kondisi baik. Meski kami hanya motoran lintas sekitar 4 kecamatan saja, pasti tidak enak banget kalau sampai kejadian habis bensin, pecah ban motor, atau yang lainnya. Berikutnya, ya full tank dong. Biasanya, trip motoran, berangkat atau pun pulang, tidak ada space energi buat scene dorong-dorong motor karena kehabisan bensin 😀
Ekstra dua bantal, menjamin istirahat kami lelap pake banget. Dokpri |
Kedua, packing barang, sebaiknya maksimal 1 jam sebelum istirahat di malam sebelum berangkat trip. Kami sendiri, karena baru selesai mantu, langsung packing di Selasa pagi. Minggu dan Senin, kami habiskan beberes, dampak dari hampir sebulan penuh rangkaian pernikahan putri sulung.
Ketiga, kurangi bawa sampah plastik. Kami bekal snack kering, apel, kopi instan, juga bawa bumbu penyedap serta kecap. Suami targetnya full mancing. Jadi, kami ya bawa set nesting, kompor, pisau, dan bumbu simpel itu tadi. Semua bekal dipindah ke kotak, juga ke dalam nesting. Syukurnya tas ransel muat. Bekal baju ganti hanya satu set. Outfit buat basah-basahan, sudah dipakai dari rumah 😀
Hasil edit di aplikasi gratis Photoscape. Siluet Rinjani Lombok terlihat jelas. Dokpri |
Selfie dengan timer, latar sunrise Kenawa yang juga mendung. Dokpri |
Update koleksi foto serta video matahari terbit di pelabuhan Kayangan sudah. Sampai di pelabuhan Pototano sekitar pukul 10 pagi, kami langsung nyebrang ke Kenawa. Ambil tenda dan matras di orang tua Bahtiar, teman kami yang juga sering antar tamu keliling di paket wisata Kenawa, saya langsung memasang tenda. Bongkar ransel, lalu hanya membekal tas kecil, dan dry bag berisi perlengkapan mancing suami. Kami pun mulai eksplor Kenawa.
Sekitar pukul 4 sore, akhirnya saya pede untuk mulai menaiki bukit di Kenawa. Dari atas bukit ini, view keseluruhan pulau Kenawa akan terlihat. Pulau-pulau kecil di sisi timur, dengan latar daratan pulau Sumbawa. Di sisi barat, siluet Rinjani, jika cerah, akan menjadi latar dari sunset yang sempurna.
POV rumah botol, dari arah padang ilalang. Dokpri |
Suami saya dengan outfit mancingnya. Dokpri
POV rumah botol dari sisi pantai, utara Kenawa. Dokpri
Sayangnya, mendung. Yang membuatnya tetap berkesan, sementara menunggu, ternyata ada 7 pinisi melepas sauh di pantai. Belakangan, jika satu kapal kira-kira berisi 30 sampai 35 penumpang, tamu mancanegara yang juga berada di puncak bukit Kenawa, total sekitar 200an orang! Astaga. Ramai!!
Sunset mendung dan puncak bukit yang mendadak seperti pasar kaget, memaksa saya turun lebih awal. Enggan saling menunggu di tanjakan turun dari bukit, saya sukses turun dengan santai. Eh, kepadatan kemudian pindah ke pantai. Ada yang main voli, chill out memutari api unggun, jalan-jalan di pantai, atau berenang gaje. Saya yang ikut-ikutan berenang lagi, diminta suami buat berganti baju kering. Baiklah, satu harus akan kembali ke Kenawa. Memburu sunset yang cerah..
Sunrise Yang Puas Sendirian
Baru benar-benar istirahat di 10 malam, target berikutnya tentu saja momen matahari terbit yang indah. 7 pinisi yang berburu sunset, kini tersisa sekitar 3. Sunrise Kenawa menjanjikan bulatan jingga yang muncul dari horizon laut. Ish, mendung lagi dong. Namun, mendungnya sunrise, memberikan kesan baru bagi saya. Ternyata, tamu-tamu paket wisata pinisi, tidak akan menunggu berlama-lama, Segera setelah si bulatan jingga benar-benar tertutup sabut awan kelabu, mereka segera beranjak turun. Menurut No, salah seorang guide dari Manggarai NTT, perjalanan kembali mereka ke Labuan Bajo, juga sekitar 4 hari. Waktu yang sama, di perjalanan eksplor destinasi wisata di Lombok. Wah, kebayang ya. Mereka sailing tripnya sekitar sepekan lebih.
Salah satu footage foto HD, sisi barat Kenawa, selewat golden hour pagi. Dokpri |
Akhirnya, sekali ini, saya benar-benar bisa sendirian di puncak bukit Kenawa. Ambil footage foto dan video, sampai kehabisan memori hp. Hahaha..Ternyata, setelah HD di hp saya, kualitas gambarnya sampai 8 ribu pixel lebih. Lho ya pantes.
Jadilah, trip berkemah semalam di Kenawa, sesuai target awal. Suami bisa memancing dengan puas. Ia berhasil strike ikan, walau hanya ikan buntal bersayap yang kemudian ia lepas kembali. Saya juga bisa dapatkan momen bolak balik naik ke bukit di Kenawa, untuk momen sunset dan sunrise sekaligus. Tentu, masih saja ada sisi-sisi di Kenawa yang belum puas saya eksplor.
Kenawa, tunggu aku (dan suami, juga anak-anak) kembali yaaaa…Jumpa ulang dengan Bahtiar, mungkin juga dengan bapaknya Bahtiar, atau No dari Manggarai.
Selamat atas pernikahan putri sulungnya Bunsal. Samawa selalu. Amin
ReplyDeleteCerita yg keren dari Kenawa. Semoga saya bisa kembali ke Kenawa. Amin
Kangen pingin balik Bun
ReplyDeletetiap kali ke Lombok gagal mulu mau lanjut ke Kenawa mbak. Dulu udah sampe contact bapak yang punya perahu, tapi karena takut ga keburu sama jadwal pesawat, akhirnya aku pending
ReplyDeleteterus balik lagi ke Lombok ehh juga ga keburu, karena banyak yang dimau kalau ke lombok
Masya Allah, 21 tahun pernikahan patut dirayakaan, semoga sampai selamanya ya mba, aamiin :). Btw, rumah botolnya sekilas kayak sarang lebah raksasa ya tadi aku gak serem hehe. Pengen juga nanti ke sini, pemandangan laut lepasnya cantikkk banget!
ReplyDeleteKeren banget tripnya. Serasa balik ke zaman gadis yaa bisa ngetrip seru kayak begini. Btw selamat atas pernikahan putri sulungnya. Bentar lagi siap2 jadi nenek muda yang enerjik nih..
ReplyDeleteMbaaa cantiiiiiik banget foto2 nyaaa, trutama aku suka yg rumah botol, trus rerumputannya warna coklat Oranye 😍😍😍😍. Memang baguuus view di sana yaaa.
ReplyDeleteAku belum pernah ke daerah Sumbawa sih. Walo dah banyak dengar cerita ttg keindahannya. Temenku yg nikah dengan bule, malah bbrp kali stay di kenawa dan mereka memang sukaaa😍