Link Banner

KBA Selagalas NTB, Berdayakan Lintas Masyarakat

Jasmin, siswa kelas 3 SDN 3 Cakranegara, melempar senyum manis sembari mengikuti liukan tubuh teman-temannya yang lain. Ia bersama enam teman lainnya, menarikan tarian sambutan bagi semua yang hadir, di Kampung Berseri Astra (KBA) Selagalas, Jumat pagi (5/10 2024). Di panggung terbuka Taman Selagalas, tariannya kemudian disusul oleh dua pemuda tanggung. Tongkat kayu dan dua perisai kayu mereka bawa. Jika dua pemuda ini mengenakan kain songket Lombok, penutup kepala berupa sapuq, wasitnya kenakan seragam khas penjaga keamanan. 
Tarian Jasmin bersama teman-temannya dan Perisean, dua kesenian khas Lombok, membuka serangkaian dari apa yang akan saya lakukan bersama Tim KBA Selagalas selama setengah hari. Tepatnya, saya bersama rombongan Media Cetak atau Online se-NTB, Fotografer, juga kawan-kawan blogger saya.
Jasmin dan teman-teman penari lainnya di tarian sambutan. Dokpri
Regina Panontongan, Head of Media Relations PT Astra International Tbk, menyebutkan hadirnya KBA Selagalas diharapkan bisa menjadi penggerak dari setiap yang terlibat di KBA, juga para partner.
Perisean, tarian pemanggil hujan, khas budaya suku Sasak Lombok. Dokpri
“Tentu saja kami berharap empat pilar utama bisa berkembang ideal. Namun, seperti yang sudah disampaikan Ketua KBA Selagalas, dua pilar yakni Pendidikan dan Kewirausahaan, yang lebih cocok dan memberikan dampak positif terbaik di wilayah ini. Ke depan, semoga di tahun keempat dan seterusnya, KBA Selagalas bisa mengembangkan juga pilar-pilar lainnya,” urainya saat memberikan sambutan di pembuka acara.
Sambutan Regina Panontongan, Head of Media Relations PT Astra International Tbk. Dokpri
Pernyataan Regina di atas, menguatkan ringkasan sederhana yang disampaikan Lalu Zia Ulyandri, Ketua KBA Selagalas. Sejak KBA Selagalas dibentuk tiga tahun lalu, di tahun ini, pilar Pendidikan dan Kewirausahaan menjadi konsep dasar dari beberapa kegiatan rutin yang telah dan tengah dilaksanakan. Berikutnya, Asisten I Setda Kota Mataram, Lalu Martawang, meneruskan ungkapan terima kasih atas hadirnya KBA Selagalas di ibukota provinsi NTB ini. Belakangan, Henny Suyasih SSTP, Camat Sandubaya, ternyata juga hadir dan bahkan mengikuti sebagian rangkaian acara.
Usai seremoni pembukaan, rombongan kemudian diajak tour ke tiga lokasi partner KBA Selagalas. Terpisah menjadi dua rombongan besar, masing-masing diantarkan menggunakan odong-odong. Kendaran yang disulap mirip dengan konsep odong-odong, namun bisa dinaiki orang-orang dewasa.
Asisten I Setda Kota Mataram, Lalu Martawang. Dokpri
Lalu Zia Ulyandri, Ketua KBA Selagalas. Dokpri

KBA Selagalas, Konsen di Pilar Pendidikan, Lingkungan dan Kewirausahaan

Foto bersama keseluruhan pendukung acara. Dokpri
KBA, Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra International Tbk, sebagai program Kontribusi Sosial Berkelanjutan Astra. Diimplementasikan kepada masyarakat dengan konsep pengembangan dari integrasi 4 pilar program. 4 pilar ini berupa Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan dan Kesehatan.
Harapannya, bersama KBA, masyarakat dan perusahaan dapat berkolaborasi untuk bersama mewujudkan wilayah yang bersih, sehat, cerdas dan produktif. Juga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang berada di sekitar wilayah KBA.
Update dari Daftar KBA di situs Anugerah Pewarta Astra, saat ini terdapat 4 KBA se-NTB. KBA Selagalas berada di nomor urut 159, bersama dengan KBA Dasan Cermen di urutan 42 (berdiri sejak 2016), serta KBA Bertais di 156. Tiga KBA ini berada di kota Mataram. KBA ke-4, Buwun Sejati, secara administratif termasuk di wilayah kabupaten Lombok Barat, NTB. KBA Buwun Sejati berada di nomor urut 168.

Kebun Bina Karakter, Gugus Depan Lingkungan, SMAN 6 Mataram

“Awalnya, pojok ini memang area khusus dari Gugus Depan Lingkungan, dari ekskul Pramuka yang ada di sekolah kami. Lalu, setengah tahun lalu, KBA Selagalas menawarkan sinergi. Lalu, sebagai bagian dari pilar Pendidikan, yang juga bersisian dengan pilar Kewirausahaan, anak-anak mulai dari kelas 10 sampai kelas 12, aktif mengolah bahan-bahan kompos. Baik kompos kering, juga pupuk cair. Nah, beberapa tanaman, sayur dan buah di sudut ini, hasil nyata dari penggunaan dua jenis pupuk tersebut,” kisah panjang Pembina Taman Bunga dan Kebun Karakter, M. Ridwan.
Sebagian sudut di Taman Bunga & Kebun Bina Karakter SMAN 6 Mataram. Dokpri
Rekan-rekan blogger saya menikmati jambu air, singkong rebus, sumping walu, hasil panen dari Taman Bunga dan Kebun Karakter SMAN 6 Mataram. Dokpri
Sebelumnya, saat menuju sekolah ini, rombongan melintasi kompleks rusunawa Selagalas. Satu dari total 4 unit rusunawa se-kota Mataram. Ketika saya mengkonfirmasi kondisi ini ke Camat Sandubaya, ia menyebutkan saat ini baru sebatas sosialisasi KBA Selagalas melalui kegiatan senam bersama.
Letter art dari singkatan Masyarakat Sadar Lingkungan terbuat dari ecobrick. Masih di SMAN 6 Mataram. Dokpri
“Saya juga berharap, ke depan, para penghuni rusunawa bisa dilibatkan di banyak jenis kegiatan KBA Selagalas,” tegasnya. Contoh praktik sederhana yang bisa disinergikan, penghuni rusunawa yang berdiam di 5 lantai, bisa mengumpulkan air bekas cucian beras, yang kemudian dimanfaatkan siswa SMAN 6 Mataram sebagai bagian komponen pupuk cair mereka. Selanjutnya, produk pupuk cair, bisa dimanfaatkan penghuni rusunawa, untuk kemudian menjadikan lahan-lahan kosong di sekitar kompleks hunian mereka, sebagai sudut-sudut toga (Tanaman Obat Keluarga) atau tanaman sayur harian seperti cabai dan tomat.
Saat berkunjung ke Kebun Bina Karakter SMAN 6 Mataram, pohon jambu air, cabai dan anggur, sedang sama-sama berbuah. Bahkan jambu air dan cabai, bisa langsung di’panen’.
"Siswa kami juga bisa belajar bercocok tanam. Meski caranya agak unik, dimana jika misal mereka melakukan satu kesalahan seperti terlambat upacara Senin, hukumannya ya antara membuat pupuk atau menyiangi tanaman di kebun ini," imbuh M. Ridwan.
Penhuni 5 lantai rusunawa Selagalas, potensial sebagai partner KBA Selagalas. Dokpri 
Masih M. Ridwan, selama satu setengah tahun bermitra dengan KBA Selagalas, siswa lintas angkatan juga mempraktikkan koordinasi. Air cucian beras, sebagai salah satu komponen pupuk cair, dikumpulkan siswa dari rumah masing-masing.

Nikmah Food, Gaji Bruto 2 Juta Per Hari

Sekitar satu jam eksplorKebun Bina Karakter SMAN 6 Mataram, rombongan kemudian melanjutkan ke UMKM Nikmah Food. Salah satu UMKM partner KBA Selagalas di desa Jangkuk, kecamatan Selagalas, Lombok Barat NTB. Nikmah, 65 tahun, bersama salah seorang pekerjanya, sibuk membalikkan keping-keping rengginang berbumbu di beberapa lapis anyaman bambu. Alas anyaman bambu ini diletakkan di samping rumahnya yang padat, bersisian dengan para tetangga. Total ibu rumah tangga yang terlibat di UMKM ini, sekitar 15 orang.
Ibu Nikmah dan salah seorang pekerjanya. Di tengah, rekan blogger saya, Azmi. Dokpri
Nikmah menyebutkan, sehari ia bisa sampai menghabiskan sekitar 75 kg bahan utama dari beras ketan. Satu produk menjadi paket Poteng Jaje Tujak dan sekitar 25 kg lainnya menjadi tiga varian rengginang. Rengginang manis dengan gula merah, rengginang original dan rengginang berbumbu. Nikmah tidak memasangkan brand khusus di produknya. Pelanggannya akan mengambil ke rumah dan memasarkannya di wilayah Sumbawa. Pulau seberang Lombok, masih satu wilayah di provinsi NTB.
Pekerja Nikmah, seorang ibu dengan usia sepantar, menyebutkan ia ‘bergaji’ sekitar 5 ribu rupiah dari 1 kg rengginang yang ia bantu buat. Gaji ini dibayarkan Nikmah, dari sekitar 2 juta rupiah penghasilan kotornya dalam sehari.
UMKM Nikmah Food, di pemukiman padat desa Jangkuk, Selagalas. Dokpri
“Itu juga masih saya tambahkan mbak. Sekali waktu, saya berikan ekstra 10 ribu rupiah, hanya untuk jasa membolak balik jemuran rengginang,” jelasnya sembari sibuk memilih rengginang yang sudah kering.
Sederhananya, Nikmah akan membayar mulai dari proses pembuatan, penjemuran, juga pembungkusan dari dua produk utamanya di atas, paket Poteng Jaje Tujak dan tiga variasi rasa rengginang.

Leni Fitrianti di SLB YPTN Al Mahsyar, Selagalas

Keseruan berdiskusi bersama Nikmah, terpotong karena masih ada kunjungan berikutnya ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Yayasan Pendidikan Tunanetra (YPTN) Selagalas, partner berikutnya KBA Selagalas. Begitu sampai, tiga siswa langsung memulai hiburan mereka. Seorang yang masih kenakan seragam pramuka, ritmis menabuh kotak yang ia duduki, sebagai pengimbang irama dari gitar yang dipetik temannya. Vokalis yang duduk di tengah, menyanyikan dua lagu pop nasional, dengan iringan gitar dan tabuhan kotak.
SLB YPTN Selagalas. Dokpri
Di petak teras yang sama, berjejer tiga meja dengan praktik kewirausahaan berbeda. Leni Fitrianti, 22 tahun, seorang siswa lainnya, lancar tartil menggunakan lembaran braille di depannya. Di sampingnya, seorang siswa lain yang menjajakan kue pisang. Ada pula es lolipop coklat beku disampingnya. Tentu membuat saya tergoda untuk langsung mencoba. Cuaca kota Mataram, di Jumat tengah hari, sedang panas. Hujan September belum mau rutin membasahi bumi.
Kelompok pemusik di SLB YPTN. Kika: Iskandar, Husnul Hadi dan Rizal Isma Yuda. Dokpri
Ahmad Fathoni, Kepala Sekolah, menjelaskan bahwa 34 siswa SLB dibekali keterampilan-keterampilan seperti jasa pijat, tata boga, musik, pembacaan Al-Qur'an dan Bahasa Inggris. Sayang sekali, selama berada di SLB, saya tidak mempraktikkan langsung bercakap dalam bahasa asing internasional ini.
Lalu Zia yang turut hadir bareng rombongan saya saat sampai di SLB,  menambahkan, contoh dari praktik-praktik yang dipertunjukkan siswa SLB Al Mahsyar merupakan bentuk lain sinergi KBA bersama partner-partner yang berada di wilayah Selagalas.

Kesimpulan

Dari keseruan setengah hari bersama KBA Selagalas, saya penasaran, bagaimana keseruan lain jika misal berkunjung ke 3 KBA lainnya. Dasan Cermen sendiri, penghubung personal KBA ini responsif ketika saya berdiskusi online tentang program di wilayahnya. Rasanya, akan ada hari, ketika saya bisa berbangga juga, bahwa sebagai masyarakat NTB (khususnya Lombok), terdapat potensi berwisata secara khusus. KBA Bertais dan KBA Buwun Sejati, terasa tepat sebagai destinasi saya selanjutnya.
Akhirnya wefie juga bareng Lalu Zia. Dokpri
Lalu, sisi-sisi Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan dan Kesehatan yang dilaksanakan di 4 titik KBA di atas, bisa menjadi contoh baik di wilayah terdekat mereka. Menjadi satu kesatuan umum, memberdayakan masyarakat NTB, dengan keunikan atau kekhususan di wilayah mereka masing-masing.
Semoga.
Bunsal
Hi, you can call me Bunsal, despite of my full name at my main blog domain. A mom blogger based on Lombok, Indonesia. I do blogging since 2005 and lately using my new email and the domain, start on 2014.

Related Posts

5 comments

  1. MANTAP BUN. SEMANGAT TERUSS BUAT ASTRA INDONESIA.

    ReplyDelete
  2. Saya kagum dengan siswa-siswi SLB YPTN tersebut, dibalik kekurangan yang dimiliki namun tetap bersemangat untuk memaksimalkan kemampuan mereka. Luar biasa!

    ReplyDelete
  3. Semoga kegiatan seperti ini sering kita lakukan di Lombok. Bisa kumpul bareng dengan teman2 blogger lainnya. Berbagi ilmu sekalian reunian. Banyak hal yang sangat insporatif

    ReplyDelete
  4. KBA ini menjadi salah satu destinasi wisata minat khusus yang layak untuk disebarluaskan informasinya ke khalayak. Terima kasih telah menulis catatan yang komprehensif ini, Mbak Mus. Seperti biasa: detail tulisan Mbak, juara!

    ReplyDelete

Post a Comment